Uncategorized

TETAP MENYERUKAN KEBAIKAN MESKI BELUM MAMPU MELAKUKAN

 

TETAP
MENYERUKAN KEBAIKAN MESKI BELUM MAMPU MELAKUKAN

Disusun
oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh
Allah Ta’ala membenci orang orang yang mengatakan sesuatu yang mereka tidak
mengerjakannya.  Allah Ta’ala  berfirman :

كَبُرَ
مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
   يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَ
تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ

Wahai orang orang yang beriman !. Mengapa kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan. (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu
mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan. (Q.S ash Shaff 2-3).

Tentang
ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : “Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat”.
Maksudnya : (1) 
Mengapa kalian mengatakan kebaikan dan mendorong untuk melakukannya, dan
boleh jadi kalian memuji muji kebaikan itu namun tidak kalian lakukan ?. (2)
Mengapa kalian melarang keburukan, boleh jadi kalian sucikan diri kalian dari
keburukan tersebut namun kalian lakukan bahkan menjadi sifat kalian ?.

Lantas
apakah kondisi tercela seperti pantas bagi orang orang yang beriman ?. Bukankah
amat besar murka Allah Ta’ala pada orang yang mengatakan sesuatu namun tidak
dilakukan ?. Karena itu, orang yang memerintahkan berbuat baik seharusnya orang
pertama yang melakukannya. Dan orang yang melarang keburukan seharusnya menjadi
orang yang paling jauh darinya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Syaikh
Utsaimin mengingatkan : Adapun orang yang menyerukan
sesuatu (kebaikan)  dan ia (si penyeru ini) MAMPU UNTUK
MELAKUKAN tapi tidak mau melakukannya, berarti itu KEBODOHAN AKALNYA dan
kesesatannya dalam beragama. (Dari Kitabud Da’wah).

Dalam
hal ini Syaikh Utsaimin memberikan ISYARAT YAITU :  JIKA YANG MENYERU KEPADA KEBAIKAN ITU MAMPU
MELAKUKANNYA. Dengan demikian berarti bahwa seseorang yang TIDAK MAMPU MELAKUKAN
SUATU KEBAIKAN  maka dia tetap dianjurkan
untuk menyeru manusia kepada kebaikan. Diantaranya contohnya adalah :

Pertama
: Jika seorang bapak tak mampu shalat ke masjid karena sakit atau ada udzur
syar’i yang lainnya maka ia masih tetap boleh bahkan berkewajiban menyuruh anak
laki lakinya untuk ke masjid. Meskipun dia sendiri shalat di rumah.

Kedua
: Ketika seorang berilmu  bertemu teman
teman atau saudara saudaranya yang memiliki harta dan diperkirakan punya uang
cukup untuk berhaji maka orang yang berilmu ini hendaklah menyeru atau
mendakwahi orang orang berharta itu untuk bersegera melaksanakan ibadah haji
meskipun dia sendiri belum berhaji karena belum punya kemampuan keuangan.

Tak
bisa dikatakan kepada penyeru ini  bahwa
: Engkau menyuruh orang menunaikan ibadah haji sedang engkau sendiri tak
melakukannya.

Ketiga
: Ketika seseorang mengetahui ada temannya yang mampu  menulis lalu tulisannya difile sendiri maka
dia sarankan agar teman ini mengirim tulisannya di medsos sehingga bisa dibaca
orang banyak dan bermanfaat. Padahal yang menyarankan ini tak punya ilmu dan
kemampuan untuk menulis tapi dia boleh memberi saran kepada orang yang mampu.

Ketahuilah
bahwa ada banyak  keutamaan dan manfaat
ketika seseorang menyeru atau memberi saran yang baik.  Diantaranya 
adalah dia akan mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikuti
nasehatnya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

 مَنْ دَعَا إِلَى
هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ
ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ
مِن الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ
شَيْئًا

 

Barangsiapa
mengajak kepada kebaikan  maka ia akan
mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya
tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. 
Dan barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa
sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa
mereka sedikitpun.(H.R Imam Muslim)

Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ
فَاعِلِهِ

 

Barangsiapa
menunjukkan (manusia) kepada kebaikan, maka ia memperoleh pahala seperti pahala
orang yang melakukannya. (H.R Imam Muslim).

Oleh sebab itu tetaplah menyeru kepada berbagai macam kebaikan
meski ada yang belum mampu dilakukan oleh si penyeru.  Sungguh, dalam hidup ini, setiap orang
memiliki kemampuan dan kesempatan yang berbeda dalam melakukan kebaikan. Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.108) 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top