Penyebab Hati Tidak Tenang
Sebelum mengetahui apa saja doa penenang hati, ketahui dulu sifat dari hati dari masing-masing orang. Dalam bahasa arab, hati berasal dari kata qalb yang bermakna sesuatu yang dapat berubah-ubah atau dapat dikatakan tidak berpendirian tetap.
Perasaan manusia selalu berubah-ubah tergantung kondisi, bisa saja beberapa waktu yang lalu ia senang namun tidak lama kemudian berubah menjadi sedih. Bukan hal yang aneh jika hati tidak tenang karena sudah menjadi sifat dasar alami manusia dipengaruhi oleh suasana dalam perasaannya. Ketika suasana hati sedang tidak tenang, seseorang cenderung merasa hidup jadi hambar, makan jadi tidak enak, tidur tidak nyenyak, dan lain-lain.
Penting untuk kamu mengantisipasi beberapa hal yang memicu hati tidak tenang. Adapun beberapa hal yang menyebabkan munculnya berbagai perasaan tidak menyenangkan dalam diri manusia adalah sebagai berikut.
1. Banyak Dosa
Disadari atau tidak, manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan dan dosa yang diperbuat baik melalui lisan atau melalui tingkah laku. Dosa membuat manusia dibayang-bayangi perasaan bersalah yang membuat hati menjadi gelisah merasakannya dan hidup menjadi tidak bahagia.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, seorang cendikiawan Islam berkata bahwa “Jika kamu merasa hidupmu menjadi asing karena dosa-dosa yang kamu perbuat, segera tinggalkan dan jauhi dosa. Hati manusia tidak tenang karena dosa”.
Perbuatan dosa yang membuahkan kegelisahan dalam hati salah satunya adalah kebohongan. Seseorang yang senantiasa berbohong dalam perkataannya hanya membuat hatinya tidak tenang karena harus memikirkan cara agar kenyataan yang sebenarnya tertutupi.
Sekali berbohong, maka ia akan terus menerus berkata tidak sesuai dengan keadaan apa adanya karena harus menutupinya dengan kebohongan yang lain. Terlebih menurut beberapa penelitian, orang-orang yang gelisah dan ketakutan akan cenderung berkata dusta untuk melindungi diri dan kepentingannya sendiri.
Akibat yang dihasilkan adalah munculnya perasaan stres dan kesehatan juga akan terganggu karena fungsi hormon tertentu dalam tubuh akan meningkat.
2. Kurang Bersyukur
Allah memberikan segala sesuatu kepada hamba-hambanya dengan takaran yang pas, tidak kurang dan tidak pula lebih. Ketika seseorang diberikan cobaan berupa kekurangan dalam hidup, semata-mata itu adalah sebuah cara untuk meninggikan derajatnya.
Sebaliknya, orang yang merasa hidupnya diliputi kelebihan itu adalah sebuah cara untuk menguji seberapa amanah orang dalam menggunakan kelebihannya. Manusia kadang melupakan hal-hal tersebut padahal banyak hikmah dibalik kelebihan dan kekurangan dalam hidup.
Kurangnya rasa bersyukur atas keadaan yang sudah diberikan oleh Allah membuat orang merasa selalu kekurangan atas apa yang sudah dipunyai. Akibatnya hati menjadi gelisah memikirkan cara supaya semua keinginannya dapat tercapai. Hal ini yang membuat manusia tidak bisa merasakan ketenangan dalam menjalani kehidupan.
3. Terlalu Menuntut
Penyebab selanjutnya mengapa hati menjadi gelisah dan tidak tenang dikarenakan banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi dalam menjalani hidup. Dipastikan seseorang yang selalu berharap semua keinginannya harus terpenuhi akan gelisah, sebab pikirannya hanya tertuju pada hal-hal yang membuatnya senang.
Padahal ia tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk menggapainya. Alhasil, orang akan selalu merasakan kegelisahan dan ketidaktenangan menjadi setiap aktivitasnya, yang pada akhirnya akan mengganggu konsentrasi.
4. Terlalu Mencintai Dunia
Kecintaan yang berlebihan dalam meraih sesuatu yang bersifat duniawi memicu manusia tidak tenang menjalani kehidupan. Sebagai contoh, keinginan untuk mendapatkan kekayaan dengan cara apapun membuat orang-orang tidak berusaha bekerja dengan keras.
Manusia akan cenderung melakukan cara-cara yang tidak dibenarkan seperti merampok, mencuri, atau merampas harta benda orang lain yang bukan haknya. Contoh lain yang marak dijumpai adalah tindakan korupsi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang menandakan mereka terlalu mencintai dunia.
Tujuan hidup manusia bukanlah dunia, melain kehidupan yang kekal di alam akhirat sehingga semakin orang mengejar dunia maka ia akan kehilangan akhirat. Padahal dalam agama Islam diajarkan bahwa antara kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat, keduanya harus dijalankan dengan seimbang.
Rasulullah SAW pernah bersabda “Yang aku takutkan setelah aku pergi pada umatku adalah terlalu berlebihan mengejar kesenangan dunia dan hiasannya untuk kalian”. Hal ini menandakan bahwa mengejar kesenangan dunia adalah hal yang buruk dan cenderung menuruti hawa nafsu saja. Pada akhirnya manusia tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang dimilikinya dan selalu berharap lebih.
5. Berharap Tidak Kepada Allah
Allah selalu memberikan apa yang diminta oleh hambanya selama mau bekerja keras dan berdoa. Namun, manusia kadang melupakan Allah ketika ia memiliki keinginan dan justru berharap kepada sesama manusia. Ketika keinginan yang diharapkan tidak kunjung datang, manusia akan merasakan kekecewaan dan sakit hati.
Inilah yang dirasakan oleh mereka yang tidak mau berharap kepada Allah, padahal Allah akan memberikannya. Padahal ketika ia menggantungkan segala sesuatu kepada-Nya, perasaan sedih, kecewa, dan gelisah tidak akan dirasakan karena dapat berbesar hati menerima ketentuan.
Contoh orang yang tidak berharap kepada Allah yaitu mereka yang menginginkan kekayaan dengan jalan yang sesat seperti pesugihan atau mendatangi dukun. Selain tidak sesuai dengan ketentuan syariat, cara-cara tersebut hanya akan mendatangkan kerugian karena kehidupannya tidak akan tenang.
Akan banyak hal-hal yang harus dikorbankan sebagai imbalan atas apa yang telah didapatkan atau dengan kata lain yaitu tumbal. Oleh karena itu, kekayaan yang mungkin bisa didapatkan tidak membuat hati tenang dan justru diliputi perasaan berdosa.”
Allahu A’lam.
, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.