berita

Pengajian ACT, Kaji Materi ‘Path of Creative Thinking’

Islamedia – Pengajian Reboan karyawan ACT minggu ini terasa beda dengan
pengajian mingguan biasanya. Apa bedanya? Pertama, dari sisi materi. 

Pengajian kali ini materinya spesial tentang Creative Communications (komunikasi kreatif) dengan tema “Path of Creative Thinking”. Kedua, pemateri kali ini luar biasa karena yang mengisi seorang eksekutif muda, copy writer yang sudah berpengalaman di dunia advertising. Ia seorang creativor dan sekaligus sebagai praktisi periklanan. Dia adalah Nurman Priatna, yang sejak 2006 sudah menjadi relawan ACT.


“Ini adalah ngaji komunikasi dan ngaji kreatif, “ kata salah seorang
jamaah karyawan ACT yang memenuhi ruang rapat utama di Lt. 11 Menara
165, Jalan TB Simatupang, Cilandak Jakarta Selatan.


Dalam kamus Webster learner’s dictionary dijelaskan, “Creativity is the ability to make new things or think of new ideas”
(kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau
memikirkan ide-ide yang baru). Menurut Nurman, kreativitas itu adalah
kegigihan dan kesabaran untuk mencari yang terbaik.



“Kreativitas itu lebih penting dalam komunikasi verbal yaitu
kemampuan manusia berbicara, berkata-kata adalah awal dari ilmu
pengetahuan dalam kemampuan berpikir,” jelas Nurman.



Kreativitas yang baik, lanjut Nurman, harus memiliki Relevancy, Originality, Impact
(ROI). Relevansi adalah apa yang diucapkan berhubungan dengan kebutuhan
dan keinginan, originalitas bagaimana berbicara untuk menciptakan
sesuatu yang special. Sedangkan dampak (impact), adalah bagaimana meraih effect (akibat) yang diinginkan.



Nurman mencontohkan Unicef’s ROI, Relevansi, waktu bersama keluarga
sangat berharga, jangan disia-siakan. Originalitasnya adalah matikan TV
dan hidupkan waktu keluarga, dan impactnya realistis, interaksi antar
keluarga apa adanya, candid, suara ambient, hanya muncul sebaris kata dan logo.



Untuk menjadi orang yang kreatif, menurut Nurman harus dimulai dari berpikir kreatif (creative thinking).
“Berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan yang digunakan untuk mencari
ide-ide baru. Merupakan gabungan dari beberapa ide yang belum pernah
disandingkan. Ide-ide baru dibentuk dengan ide-ide yang lama dalam
pikiran,” urai Nurman.


Dalam konsepsi Al-Qur’an, tujuan berpikir iitu untuk merenungi
ciptaan Allah. Metode kreatif Islami dengan tujuan sesuai syar’i
(syariat Islam), dan mengarah kepada kemajuan ilmiah dan soisial.



Peserta pengajian sangat antusias mengikuti kajian saat pemateri
memberikan permainan dengan simulasi kata-kata yang ditulis dalam
selembar kartu yang dibagikan kepada seluruh peserta. Kemdian, peserta
yang ditunjuk untuk menjelaskan kata tersebut selama tiga menit.
Simulasi ini sangat menarik peserta untuk melatih komunikasi verbal.
[act/YL/Islamedia]

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top