Uncategorized

MENGINGINKAN UNTUK SAUDARA SESUATU YANG DIINGINKAN DIRI SENDIRI

MENGINGINKAN UNTUK SAUDARA SESUATU YANG
DIINGINKAN DIRI SENDIRI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Satu sifat yang terpuji dari hamba hamba Allah
adalah MENGINGINKAN (SESUATU KEBAIKAN) YANG DIA INGINKAN BAGI DIRINYA. Perkara
ini sangat ditekan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dlam sabda beliau
:

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ –
خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

 Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radiyallahu
‘anhu Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Tidak beriman (secara
sempurna) salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya
apa yang dicintainya untuk dirinya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Hadits
tersebut di atas semakna dengan hadits dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash
radhiyallahu ‘anhuma.  Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam bersabda :

فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ
فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ

Barangsiapa ingin dijauhkan dari
neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman
kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia
senang diperlakukan oleh orang lain. (H.R Imam Muslim).

Ibnu Rajab al Hambali berkata :
Hadits dari Anas bin Malik ini, didalamnya terkandung dalil yang menunjukkan
bahwa orang beriman itu senang dengan apa yang membuat senang saudaranya sesama
orang beriman. Dan juga menginginkan untuk saudaranya yang beriman tersebut
kebaikan yang dia inginkankan untuk dirinya sendiri.

Secara global, hendaknya seorang yang
beriman mencintai untuk orang beriman lainnya apa apa yang dia cintai untuk
dirinya dan membenci bagi mereka apa yang dia benci bagi dirinya. Jika dia
melihat pada saudaranya suatu kekurangan dalam agamanya maka dia berusaha
sungguh sungguh memperbaikinya. (Jami’ul Ulum wal Hikam).

Ketahuilah saudaraku, hal ini
tidaklah mudah dilakukan karena banyak penghalangnya kecuali bagi orang orang
yang dalam hal ini diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala. Diantara penghalangnya
adalah :

Pertama : Sifat hasad.

Ketika seseorang memelihara sifat
hasad atau dengki dalam dirinya maka sulit baginya menginginkan  kebaikan bagi orang lain. Syaikh Utsaimin
berkata : Hasad adalah keinginan hilangnya kenikmatan dari orang lain. Syaikh
menukil perkataan Ibnu Taimiyah : Jika seseorang tidak suka orang lain diberi
kenikmatan oleh Allah Ta’ala maka dia termasuk orang yang hasad meskipun dia
tidak menginginkan hilangnya nikmat tersebut. (Syarah Arba’in an Nawawiyah).     

Kedua : Sifat dendam.

Ketika seseorang suka menyimpan sifat atau
rasa dendam tersebab pernah disakiti oleh seseorang  maka ini termasuk salah satu penghalang bagi
seseorang menginginkan kebaikan bagi diri orang lain sebagaimana yang dia
inginkan bagi dirinya. Ketika rasa dendamnya parah bisa jadi dia menginginkan keburukan
bagi saudaranya sesama muslim. Ini termasuk perbuatan yang dilarang  dalam agama kita. 

Oleh karena itu  hamba hamba Allah janganlah memelihara sifat
hasad jadilah pemaaf dan suka melupakan kesalahan orang lain. Dengan begitu
maka akan mudah mengamalkan  dua hadits
diatas yang akan mendatangkan banyak kebaikan.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.363)


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top