![]() |
Imam As-Sudais |
bersamaislam.com – Bertaqwalah kamu semua kepada Allah dengan taqwa yang sebenar-benarnya. Sesungguhnya ia adalah permata yang sangat berharga dan pengaruh yang terhebat dari ibadah haji dan keagungan syiar-syiar yang telah kamu kerjakan.
Taqwa kepada Allah adalah cahaya kepada segenap jiwa, rahasia yang tertinggi dan sebaik-sebaik penyelamat dari segala mara bahaya. Maka bertakwalah kepada Allah karena sesungguhnya taqwa adalah sebaik-baik bekal.
Dalam sebuah syair disebutkan:
“Seseorang mendambakan agar dikuatkan niatnya. Allah tidak memperkenankannya kecuali segala seuatu yang dikehendaki-Nya. Lantas ia berkata: antara kepentingan dan hartaku dengan taqwa kepada Allah, maka taqwa itulah sebaik-baik anugrah buatku.”
Tamu al-Rahman yang dirahmati Allah,
Beberapa hari yang lalu, kita semua telah diberi nikmat untuk menyempurnakan rukun kelima dalam Rukun Islam, yang juga salah satu dari nikmat yang teragung dalam suasana ceria penuh keimanan, serta kokohnya stabilitas keamanan.
Hargailah nikmat ini yang selalu diperebutkan peluangnya oleh sekalian umat Islam. Maka murnikanlah rasa syukurmu kepada Allah yang telah melimpahkan ke atasmu dengan sebaik-baik pemberian dan nikmat, serta sibukkan diri dalam ibadah Haji ke rumah-Nya (Baitullah) yang telah dijadikan sebagai sesuatu yang menjadi bukti kokohnya kecintaan terhadap-Nya dan munculnya ketenteraman dalam hati manusia.
Di dalam ibadah tersebut ada balasan dan imbalan yang tak tertandingi. Disusul kemudian dengan perayaan Idul Adha yang meriah, dan hari-hari yang gemilang dan indah. Karena itu sangat layak bila kita rayakan hari itu dengan memurnikan syukur kepada Yang Maha Memberi Nikmat.
Firman Allah Ta’ala dalam surah Ibrahim ayat 7:
“Dan ketika kamu diberi izin mencicipi nikmat. Jika kamu bersyukur niscaya akan aku tambahkan lagi nikmatku kepadamu.”
Maka bersyukurlah kita kepada Allah dengan syukur yang sebenar-benarnya. Berzikirlah mengingat Allah dengan sebenar-benarnya. Kita telah berwuquf di lapangan yang terindah, dalam artian memohon keampunan dan pelepasan dari segala dosa.
Kita bercita-cita agar memperoleh pahala dan kemenangan. Kita semua telah menempatkan diri dan jiwa dalam siraman keampunan dan kita akan melenyapkan segala noda dan kesalahan dengan untaian rahmat dan hadiah-hadiah yang mengiringinya. Kemudian kita bermunajat dan berdoa dengan lisan yang suci, hati-hati yang khusyu’ dan jiwa yang luluh, pasrah serta mata yang berbicara dengan limpahan tangisan yang berderai airmata.
Pandangan-pandangan kita ini menghadap langit. Mengharapkan kepada Al-Rahman dengan nada tangisan yang mengalir deras umpama ombak yang menggulung dalam irama ketaqwaan kepada Tuhan Semesta Alam.
Kemudian detik yang indah di pegunungan Arafah kita menuju kepada Allah Ta’ala dengan meninggalkan segala keburukan dan hal yang telah lalu. Kita telah berwuquf umpama seperti berdirinya seorang yang fakir dan dalam keadaan menjaga ketulusan hati.
Kita telah menyembelih (berqurban) dengan membawa Hadyu (Dam/hewan yang disembelih) di bumi Mina. Kita melontar jumrah karena harapan yang terpatri untuk melawan segala Thaghut.
Kita mengikat jiwa dan ruh dengan melaksanakan Sa’i di antara Safa dan Marwah. Di antara rukun Hajar al-Aswad dan Maqam Ibrahim mengalirlah ungkapan-ungkapan pilu penuh rasa insaf di dada.
Di sisi Hajarul Aswad juga terhimpun segala doa untuk meminta ampun atas segala kesalahan. Lalu dada-dada manusia bersih dari segala dosa saat merintih agar dimuliakan dirinya oleh Yang Maha Esa. Hingga diberi pahala yang besar dan nikmatnya taubat yang diterima. Semuanya akan terbukti dengan melakukan segala kebajikan dan ketaatan sepanjang usianya. Hatinya akan selalu lunak dan tertarik dengan kebajikan.
Sabda Rasulullah s.a.w:
“Haji yang mabrur itu tidak ada imbalan terlayak baginya kecuali Syurga.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Selamat kepada sekalian para pengunjung Baitullah dan bergembiralah telah mendapatkan hikmah dari warisan Nubuwwah ini.
Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Kalimat-kalimat ini umpama permata yang terletak di hamparan sutera.
Wahai Jamaah Haji yang dimuliakan oleh Allah,
Kini kita telah berpindah ke lembaran baru dalam hidup kita.
Lahirnya bahagia yang diberkati, lembaran hidup yang bersinar, bersih dan suci waktu-waktunya, sangat berharga detik-detiknya.
Kini telah selesailah kita melaksanakan haji, pertanyaannya apakah rencana setelah pulang nanti?
Tetaplah berkomitmen dengan praktek-praktek kesalehan serta beristiqamahlah dengan melaksanakannya sampai ajal tiba di penghujung usia.
Sumber: Haramain Recordings

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.