BERIMAN KEPADA ALLAH ADALAH RUKUN
NOMOR SATU
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam Kitab Arba’in an Nawawiyah, pada hadits
kedua disebutkan tentang pertanyaan Jibril kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam diantaranya tentang Iman yaitu
: Fa akhbirnii ‘anil iimaan. Kabarkanlah
kepada ku tentang iman. Nabi menjawab :
(1) Engkau beriman kepada Allah. (2) Malaikat malaikat-Nya (3) Kitab kitab-Nya.
(4) Rasul rasul-Nya. (5) Hari Akhir. (6) Dan beriman kepada takdir baik
dan buruk-Nya.
Inilah dalil yang shahih tentang rukun iman
yang enam dalam Islam. Menurut bahasa iman bermakna
pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah: membenarkan dengan
hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Lebih lengkapnya
tentang pengertian iman adalah :
(1)
“Membenarkan dengan hati” maksudnya menerima segala apa yang dibawa
oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.
(2) “Mengikrarkan dengan lisan”
maksudnya, mengucapkan dua kalimat syahadat : “Laa ilaha illallahu wa anna
Muhammadan Rasulullah” (Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah).
(3) “Mengamalkan dengan anggota
badan” maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota
badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Kaum
salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian iman itu
bisa bertambah karena ketaatan dan
berkurang karena kemaksiatan.
Kata iman
berarti ikrar atau pengakuan yang mengharuskan adanya sikap MENERIMA
ATAU TUNDUK YANG SESUAI DENGAN SYARIAT. Adapun perkataan sebagian orang bahwa
iman itu secara bahasa artinya hanya PEMBENARAN SAJA adalah keliru.
Sungguh, BERIMAN KEPADA ALLAH TA’ALA ADALAH
RUKUN IMAN NOMOR SATU. Ketahuilah bahwa iman kepada Allah Ta’ala ada pada
empat keadaan :
Pertama : Beriman dengan wujud atau keberadaan Allah.
Allah itu BENAR BENAR ADA. Siapa yang
mengingkarinya maka dia BUKAN ORANG BERIMAN. Tetapi tak mungkin ada orang yang
mengingkari wujud Allah dalam dirinya. Fir’aun manusia paling ingkar pun
mengakui adanya Rabb. Dia bertanya kepada Musa : Siapa Rabb seluruh alam itu ?.
Fir’aun mengingkari karena kezhaliman dan kesombongan, sebagaimana disebutkan
dalam firman Allah :
وَجَحَدُواْ بِهَا وَٱسۡتَيۡقَنَتۡهَآ
أَنفُسُهُمۡ ظُلۡمًا وَعُلُوًّا ۚ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُفۡسِدِينَ
Mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan
kesombongan, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)-nya. (Q.S an Naml 14).
Kedua : Beriman dengan ke-Esaan Allah dalam
Rububiyah-Nya.
Maksudnya adalah MEYAKINI BAHWA DIA-LAH SATU
SATUNYA, YANG ESA DALAM RUBUBIYAHNYA. Yaitu sebagai satu satunya pencipta,
pemilik dan pengatur dalam semua hal yang bersifat perbuatan Allah yang khusus
bagi-Nya.
Dengan demikian, ketika ditanyakan : Siapa
yang menciptakan langit dan bumi ?. Jawabnya : Allah Ta’ala. Siapa yang
menciptakan manusia ?. Jawabnya : Allah Ta’ala. Siapa yang menguasai pengaturan
alam semesta ini ?. Jawabnya : Allah Ta’ala.
Ketiga : Beriman terhadap ke-Esaan Allah dalam
Uluhiyah-Nya.
Maksudnya adalah : Bahwa Allah Ta’ala sajalah,
yang tidak ada ilah berhak diibadahi dengan benar kecuali Dia dan tidak ada
sekutu bagi-Nya.
Syaikh Utsaimin mengingatkan : Barangsiapa
yang menyangka bahwa selain Allah ADA ILAH LAIN YANG BOLEH DISEMBAH MAKA DIA
BUKAN ORANG BERIMAN KEPADA ALLAH TA’ALA.
Ingatlah bahwa engkau wajib beriman terhadap
ke-ESAAN ULUHIYAH-NYA. Jika tidak maka engkau tidak beriman kepada-Nya.
Keempat : Beriman terhadap Asma’ (Nama Nama)
Allah dan sifat sifat-Nya.
Bahwa Allah Ta’ala memiliki Asmaa’a atau Nama
Nama dan Sifat Sifat-Nya antara lain dijelaskan dalam
firman-Nya :
وَلِلَّهِ
الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي
أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan Allah memiliki Asmaa-ul Husnaa (nama nama
yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaa-ul Husnaa itu
dan tinggalkanlah orang orang yang menyalah artikan nama nama-Nya. Mereka kelak
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S al A’raf 180).
Dan juga dalam
firman Allah Ta’ala :
اللَّهُ
لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
(Dialah) Allah,
tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama terbaik. (Q.S Thaha 8)
Lihat Syarah Arba’in an Nawawiyah, Syaikh
Utsaimin.
Berkenaan dengan rincian atau pembagian rukun iman yang empat
sebagaimana tersebut diatas, Syaikh Utsaimin berkata : Untuk orang awam tidak
perlu disampaikan pembagian tersebut.
Cukup sampaikan kepada mereka : ALLAH ADALAH RABB SEMESTA
ALAM. TIDAK ADA SESEBAHAN YANG BERHAK DISEMBAH KECUALI ALLAH. Atau materi
semisal itu yang sifatnya global.
Karena sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud dalam
riwayat Imam Muslim : “Janganlah engkau berbicara dengan suatu kaum dengan
suatu perkataan yang tidak bisa digapai oleh akal mereka, kecuali akan menjadi
fitnah (kesesatan) bagi sebagian mereka”. Syarah Aqidah Ahlissunnah wal
Jama’ah.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(2.348)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.