WAKTU ADALAH NIKMAT YANG TAK BOLEH
DISIA SIAKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Terkadang memang ada saudara saudara kita yang lupa
akan nikmat waktu. Mereka menggunakannya
untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal waktu kita di dunia sangatlah terbatas, sebentar dan kita tidak
tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini. Mungkin sudah dekat atau sudah
SANGAT DEKAT. Sementara itu ternyata perbekalan kita masih sedikit.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ
فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dua kenikmatan yang
sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari).
Ibnu Baththaal rahimahullah mengatakan : Makna
hadits ini, bahwa seseorang tidaklah menjadi orang yang longgar (punya waktu
luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan sehat badannya. Barangsiapa
dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha agar tidak tertipu,
yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Allah berikan
kepadanya.
Dan termasuk syukur kepada Allah adalah
melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Barangsiapa melalaikan hal itu, maka dia adalah orang yang tertipu. (Fathul Bari).
Oleh sebab itu maka sepantasnya hamba yang berakal bersegera
memanfaatkan waktu yang tersedia untuk melakukan kebaikan terutama beramal shalih sebelum kedatangan
perkara-perkara yang menghalanginya. Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah
bin Abbas, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda ketika menasehati seseorang
اغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ
قَبْلَ فَقْرِكَ،
وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Jagalah lima perkara sebelum
(datang) lima perkara (lainnya). Masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum
sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu
sebelum matimu. (H.R an Nasai dan al Baihaqi).
Seorang hamba yang baik keislamannya tentu
akan selalu berusaha menggunakan waktunya untuk yang bermanfaat bagi dunia dan terutama
bagi akhiratnya. Sunguh Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam bersabda :
مِنْ حُسْنِ
إسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيْه
Paling baiknya Islam seseorang
(ialah) meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. (H.R Ibnu Majah, dalam
Shahihul Jami’).
Imam al-Mubarkafuri dalam Kitab Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Sunan at-Tirmidzi mengutip
keterangan Imam al-Qari mengenai makna sesuatu yang tidak berguna : Imam al-Qari berkomentar mengenai makna “meninggalkan sesuatu yang
tidak berguna”. Maksudnya sesuatu yang tidak penting dan tidak patut ia lakukan. Baik
berupa ucapan atau tindakan. Baik sekedar melihat maupun memikirkan.
Imam al-Qari
juga berkata : Arti hal yang tidak berguna baginya adalah hal yang tidak ia
butuhkan berkaitan kebutuhan penting dalam masalah agama dan dunianya. Dan
tidak berguna dalam memperoleh ridha Rabbnya. Dengan gambaran, tanpa hal
tersebut, ia masih bisa hidup. Ia masih bisa berkegiatan seperti biasanya. Dan
itu mencakup tindakan serta ucapan di luar yang dibutuhkan olehnya.
Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.448)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.