Islamedia – Suara sirine ambulans menggema di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat senin sore (7/4/2025). Ratusan dokter dan tenaga kesehatan dari berbagai lembaga dan organisasi profesi berkumpul dalam aksi damai bertajuk “Protect Them: Lindungi Tenaga Kesehatan dan Relawan Kemanusiaan di Gaza“. Aksi ini digelar sebagai bentuk solidaritas atas jatuhnya korban dari kalangan tenaga medis di Palestina akibat serangan brutal Israel.
Aksi ini dimulai pada senin 7 April 2025, pukul 15.30 WIB dengan berkumpulnya peserta di kawasan Sarinah. Mereka kemudian menggelar orasi kemanusiaan, doa bersama, dan menyampaikan pernyataan sikap yang menggugah. Aksi dilanjutkan dengan konvoi ambulans dari Patung Kuda menuju Bundaran HI, yang diputar sebanyak tiga kali sebagai bentuk penghormatan terhadap para tenaga kesehatan yang gugur di Gaza.
Kegiatan ini digagas oleh Aliansi Rakyat Bela Palestina, dan diikuti oleh ratusan peserta dari organisasi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kementerian Kesehatan RI, MER-C, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI). Tak ketinggalan, masyarakat umum yang peduli juga turut hadir.
Peserta membawa poster dan spanduk dengan pesan-pesan kuat seperti “Protect Healthcare Workers,” “Ambulans Bukan Target,” “Lindungi Tenaga Medis,” dan “Gaza Urusan Kita Juga.” Suasana menjadi emosional saat para relawan membaca nama-nama tenaga medis Palestina yang telah gugur.
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap pelanggaran hukum humaniter internasional, menyusul pengakuan Israel atas penembakan konvoi medis pada 24 Maret 2025 lalu. Militer Israel menyatakan mereka mencurigai ambulans tersebut, meski video dari The New York Times membantah klaim tersebut.
Dalam video yang dirilis NYT, tampak ambulans dengan sirine menyala diberondong tembakan. Salah satu paramedis, Refat Radwan, bahkan terdengar mengucapkan doa terakhirnya sebelum tertembak. Video ini memicu kecaman dunia, termasuk dari komunitas medis Indonesia.
Menurut dr. Piprim Basarah Yanuarso dari Forum Dokter dan Tenaga Kesehatan untuk Palestina (FODKES Palestina), hingga 7 April 2025, jumlah korban tewas di Gaza mencapai 50.669 jiwa, termasuk hampir 18 ribu anak-anak dan lebih dari 13 ribu perempuan. 1.516 di antaranya adalah tenaga medis.
Selain itu, sistem kesehatan Gaza lumpuh total. Dari puluhan rumah sakit yang ada, hanya 17 yang masih bisa beroperasi secara terbatas. Kondisi ini menjadi keprihatinan besar bagi para tenaga kesehatan di seluruh dunia.
“Kami tidak bisa tinggal diam melihat rekan sejawat dibantai dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Ini bukan sekadar konflik, ini adalah pembantaian dan pelanggaran HAM,” ujar dr. Piprim tegas ditengah Aksi.
Aksi ini menjadi panggilan nurani bagi tenaga kesehatan di seluruh dunia untuk tidak tutup mata. Gaza membutuhkan suara solidaritas, dan dari Jakarta, dunia mendengar seruan: Lindungi tenaga medis, selamatkan kemanusiaan.
[islamedia/mr]

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.