TAWASSUL DAN JENIS-JENISNYA
![]() |
Tawassul dan Jenis=jenisnya |
Pertanyaan:
“Apakah tawassul itu? Manakah tawassul yang diperbolehkan dan yang dilarang? Dan apakah hukum syar’i-menurut pendapat anda wahai Syaikh-bertawassul dengan keberkahan bulan Ramadhan?”
Jawaban:
“Tawassul terbagi sekian macam:
1. Tawassul kufri, yaitu bertawassul dengan berdoa kepada orang mati, beristighasah dengan orang mati. Dia berkata pada orang yang mati, meminta padanya agar membebaskan (kesulitannya) atau menolongnya atau menunaikan segala kebutuhannya atau menghilangkan kesusahannya, ini semua adalah kesyirikan.
Dan sebagian manusia menamakannya dengan tawassul. Mereka menamakan kesyirikan mereka dengan tawassul. (Padahal) ini adalah syirik akbar. Jika dia berdoa kepada orang mati, atau beristighasah kepada jin atau kepada orang mati atau kepada makhluk/manusia yang tidak ada di tempat, meminta bantuan atau pertolongan atau kemenangan terhadap musuh, ini adalah syirik akbar.
2. Yang kedua bertawassul dengan kemuliaan dan hak mereka. Dia berkata: Ya Allah aku memohon pada-Mu dengan kedudukan Fulan atau dengan haknya Fulan atau (meminta) dengan Fulan, maka ini adalah kebid’ahan dan pengantar kesyirikan, tidak boleh (yang semacam ini).
3. Ketiga: bertawassul dengan iman atau amalan shalih atau dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah, ini sunnah yang disukai. (Misalnya berdoa): Ya Allah aku memohon kepada-Mu karena Engkaulah Ar-Rahman Ar-Rahim, Ya Allah aku memohon pada-Mu dengan nama-nama-Mu yang Husna ampunilah aku. Ya Allah aku memohon dengan keimananku dan cintaku pada-Mu ampunilah aku. Ya Allah aku memohon pada-Mu dengan baktiku kepada kedua orang tuaku dan (amalanku) menyambung tali rahim (silaturahmi), ampunilah aku, ini tidak mengapa. Ini semua wasilah (tawassul) yang disyariatkan. Bertawassul dengan keimanan, tauhid, dan amalan shalih, semuanya baik. Semuanya disyariatkan. Dan termasuk dalam perkara ini adalah hadits:
“Ya Allah aku memohon pada-Mu bahwasanya aku bersaksi Engkaulah Allah, tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau¹.”
Ini tawassul syar’i. Termasuk dalam hal ini pula adalah tawassulnya ash-habul ghar (orang-orang yang terjebak di dalam gua²) ketika batu menutup (mulut gua) mereka, merekapun bertawassul dengan amalan-amalan mereka yang baik. Salah satunya bertawassul dengan baktinya pada kedua orang tua, yang kedua bertawassul dengan sikapnya yang menjaga diri dari zina, dan yang ketiga bertawassul dengan penunaiannya terhadap amanah. Maka Allah membuka untuk mereka batu (yang menutup gua).”
__________
✏️ Catatan Kaki:
1. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendengar seseorang ketika berdoa mengucapkan:
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon pada-Mu (dengan bertawassul) bahwasanya aku bersaksi tiada sesembahan yang benar kecuali Engkau, Engkau yang Maha Tunggal, Dzat tempat bergantung seluruh makhluk. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (dilahirkan). Dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya”
Maka beliau bersabda:
“Sungguh engkau telah meminta dengan nama (Allah) yang apabila Dia diminta dengan nama tersebut, Dia akan memberi. Dan apabila berdoa dengannya, Dia akan mengabulkan.”
Dishahihkan al-Albani (Shahih Abi Dawud no 1493) dan al-Wadi’i (ash-Shahihul Musnad no 159)
2. Hadits ash-habul ghar diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar.
Thuwailibul ‘Ilmisy Syar’i (TwIS)
https://telegram.me/salafysitubondo
Muraja’ah (korektor): al-Ustadz Musa bin Hadi hafizhahullah
22 Sya’ban 1441 H / 16 Maret 2020

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.