Uncategorized

TAWAKAL BUKAN MENAFIKAN SEBAB DAN USAHA

 

TAWAKAL BUKAN MENAFIKAN SEBAB DAN
USAHA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah
Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya untuk bertawakal kepada-Nya, diantaranya
adalah firman Allah Ta’ala :

 

وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن
كُنتُم مُّؤْمِنِينَ




Dan
bertawakallah kamu kepada Allah jika kamu orang orang yang beriman. (Q.S al
Maidah 23).

 

Ketahuilah
bahwa Allah Ta’ala mencintai hamba hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya,
sebagaimana firman-Nya :

 

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى
ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad maka BERTAWAKALLAH kepada Allah. Sungguh
Allah mencintai orang yang bertawakal. (Q.S Ali Imran 159)

 

Syaikh
Abdurrahman Hasan Alu Syaikh berkata : Bertawakal kepada Allah maksudnya adalah
(1) Bersandar kepada-Nya dengan sepenuh hati mereka dan (2) Menyerahkan segala
urusan mereka kepada-Nya (3) Tidak berharap dari selain-Nya (4) Tidak condong
dan berharap kecuali kepada-Nya.

 

Mereka
(yang bertawakal) mengetahui  bahwa apa
yang dikehendaki-Nya pasti terjadi. Dialah yang menjalankan kerajaan-Nya dengan
sendiri-Nya dan patut disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. (Fathul Majid)

 

Imam
Ibnu Rajab al Hambali berkata : Hakikat tawakal adalah kejujuran bersandarnya
hati kepada Allah Ta’ala dalam mendatangkan kemashlahatan menolak mudharat,
baik urusan urusan dunia maupun akhirat semuanya. Menyerahkan semua urrusan
kepada-Nya. Merealisasikan iman bahwa tidak ada memberi, tidak ada yang
menghalangi, tidak ada yang memudharatkan dan tidak ada yang memberikan
manfaat, kecuali Dia.

 

Dan
ketahuilah, bahwasanya MEREALISASIKAN TAWAKAL TIDAK MENAFIKAN USAHA DENGAN
MENGERJAKAN SEBAB SEBAB yang telah  Allah
takdirkan yang mampu untuk dilakukan oleh para hamba. Dan sunnah-Nya berlaku
pada makhluk-Nya di atas ketetapan itu. Hal itu karena Allah MEMERINTAHKAN
MELAKUKAN SEBAB SEBAB di samping perintah-Nya untuk bertawakal.

 

Dan juga
bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang jujur maka Allah akan bukakan pintu
rizki. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

 

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ
كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ
الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

Sungguh, seandainya kalian
bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi
rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan
lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi
dan yang lainnya)

Hadits ini adalah
dasar dalam hal tawakal kepada Allah dan bahwasanya ia adalah di antara sebab
sebab (dan ada usaha) diraihnya rizki.

Mu’awiyah bin Qurrah
berkata : Umar bin Khaththab pernah bertemu sejumlah orang dari Yaman maka
beliau berkata : Siapa kalian ?. Mereka menjawab : Kami adalah orang orang yang
bertawakal. Kata Umar : Justru kalian adalah orang orang yang mencari makan
(dengan mengharapkan pemberin orang lain) karena orang yang bertawakal itu
adalah orang yang menaburkan benihnya di tanah, baru bertawakal kepada Allah
Ta’ala. (Jami’ul Ulum Wal Hikam).

Oleh karena itu,
berusaha lebih dahulu, cari sebab sebab yang mendatangkan kebaikan SETELAH ITU
BARU BERTAWAKAL YAITU BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH TA’ALA. Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.394).

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top