TAK BAIK MEMBICARAKAN KEKURANGAN ORANG LAIN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Kalau kita perhatikan keadaan di masyarakat
kita saat ini, nampaknya sangatlah sedikit orang orang yang selamat dari
perbuatan membicarakan kekurangan orang lain. Padahal bisa jatuh kepada ghibah,
menggunjing atau membicarakan aib orang lain. Sementara itu bisa membuat
seseorang lupa kepada kekurangan dirinya.
Membicarakan kekurangan orang lain dengan
lisan biasanya didengar oleh sedikit orang. Dan yang lebih parah lagi dalam bentuk tulisan terutama melalui berbagai ragam media
sosial yang menyebar kemana mana. Bisa dibaca oleh sangat banyak orang.
Rupanya perbuatan membicarakan kekurangan orang lain sangatlah menarik bagi sebagian orang. Bahkan
terkadang, dijadikan bahan untuk bercanda dan bergembira dan ketawa ketawa
diantara mereka. Terkadang untuk mengisi waktu yang lowong ketika kumpul kumpul
dalam satu paguyuban tertentu.
Sungguh membicarakan kekurangan, keburukan
atau aib orang lain hakikatnya adalah
termasuk perbuatan tercela dan buruk akibatnya. Allah Ta’ala telah mengingatkan
dalam firman-Nya :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟
كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا
يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ
مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ
تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Wahai orang orang beriman !. Jauhilah
banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah
kamu mencari cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu YANG
MENGGHIBAH SEBAGIAN YANG LAIN. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati ?. Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah
kepada Allah sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang. (Q.S al
Hujurat 12)
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah
mengingatkan dalam sabda beliau :
مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ أَخِيهِ
الْمُسْلِمِ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كَشَفَ
عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ كَشَفَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ بِهَا
فِي بَيْتِهِ
Barang siapa yang menutupi aib (kekurangan)
saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang
siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah
kejelekannya walau ia di dalam rumahnya. (H.R. Ibnu Majah).
Ketika seseorang mengetahui ada kekeliruan
atau kekurangan atau aib saudaranya maka janganlah diumbar kepada orang lain. Tak
usah dijadikan bahan pembicaraan. Dalam hal hal ini yang dianjurkan adalah :
Pertama : Memberi nasehat jika memungkinkan.
Ketika seseorang memiliki
kekurangan atau aib adalah ladang pahala
dan kesempatan baik bagi seseorang untuk memberinya nasehat.
Dan memang menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk saling
menasehati satu sama lain. Sungguh Allah Ta’ala mengingatkan untuk saling
menasehati. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Sungguh, manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih SERTA
SALING MENASEHATI untuk kebenaran dan SALING MENASEHATI untuk kesabaran. (Q.S
al ‘Asr 2-3).
Ketahuilah bahwa memberi nasehat dengan
menunjukkan kebaikan kepada orang lain sangat dianjurkan dan akan mendapat
kebaikan dari nasehatnya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda
:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan
maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya. (H.R
Imam Muslim)
Kedua : Mendoakan kebaikan baginya.
Ketika saudara kita sesama orang beriman
berlaku tidak baik, memiliki kekurangan atau aib maka sangat dianjurkan mendoakannya agar Allah
Ta’ala memberinya petunjuk. Ketahuilah bahwa ketika mereka didoakan untuk
selalu berbuat baik maka doa itu akan di-aamiinkan oleh Malaikat. Yang
mendoakan akan mendapat pula
manfaatnya.
Dari Abu Ad-Darda’ dia berkata : Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda :
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ
لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ.
كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ.
وَلَكَ بِمِثْلٍ.
Doa seorang muslim untuk saudaranya yang
dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan
dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali
dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut
berkata : Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan. (H.R Imam
Muslim).
Bahwa doa malaikat sangat besar kemungkinan
dikabulkan karena Malaikat adalah makhluk yang selalu taat kepada perintah
Allah Ta’ala dan senantiasa bertasbih mensucikan-Nya.
Sebagai penutup tulisan, dinukil nasehat Imam
Malik bin Anas sebagai berikut yaitu dari Al Hafizh as Sakhawi dia berkata :
Kami mendapatkan riwayat dari Imam Dar al Hijrah Malik bin Anas. Beliau berkata
: Aku menjumpai di negeri ini yaitu Madinah, sejumlah orang yang tidak memiliki
kekurangan NAMUN MEREKA SUKA MENCELA KEKURANGAN ORANG LAIN. Jadilah mereka
setelah itu memiliki banyak kekurangan.
Sebaliknya, aku jumpai sejumlah orang yang
banyak kekurangan NAMUN MEREKA TIDAK MAU MEMBICARAKAN KEKURANGAN ORANG LAIN. Hasilnya,
kekurangan kekurangan yang mereka miliki itu dilupakan oleh banyak orang. (Adh
Dhau’ al Laami’).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.132)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.