
Islamedia – Melalui sarana bulan suci Ramadhan, kita juga bisa berevaluasi,
berintrospeksi, dan bercermin diri, untuk melihat hakekat jiwa dan hati
kita apa adanya, tanpa campur tangan syetan penggoda dan pengganggu
utama, yang – berdasarkan hadits muttafaq ‘alaih – dirantai dan
dibelenggu alias dinon aktifkan perannya selama Ramadhan saja.
berintrospeksi, dan bercermin diri, untuk melihat hakekat jiwa dan hati
kita apa adanya, tanpa campur tangan syetan penggoda dan pengganggu
utama, yang – berdasarkan hadits muttafaq ‘alaih – dirantai dan
dibelenggu alias dinon aktifkan perannya selama Ramadhan saja.
Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda (yang
artinya) : “Apabila bulan Ramadhan tiba, maka pintu-pintu Surga dibuka
selebar-lebarnya, pintu-pintu Neraka ditutup serapat-rapatnya dan
syetan-syetan dibelenggu sekuat-kuatnya” (HR Muttafaq ‘Alaih). Nah,
dengan demikian, salah satu keistimewaan khusus bulan mulia Ramadhan,
yang tidak terdapat pada bulan lainnya, adalah dibelenggu dan
dirantainya syetan-syetan selama bulan puasa tersebut. Sehingga tidak
bisa dengan bebas dan leluasa lagi menjalankan peran utamanya – seperti
biasanya – sebagai pengganggu, penggoda, pengajak, pensupport dan
pembisik kejahatan bagi manusia. Dan, sekali lagi, ini hanya berlaku
khusus selama bulan suci Ramadhan saja. Sungguh sebuah keistimewaan yang
luar biasa, yang harus dioptimalkan pemanfaatannya oleh setiap insan
beriman dan bertaqwa.
artinya) : “Apabila bulan Ramadhan tiba, maka pintu-pintu Surga dibuka
selebar-lebarnya, pintu-pintu Neraka ditutup serapat-rapatnya dan
syetan-syetan dibelenggu sekuat-kuatnya” (HR Muttafaq ‘Alaih). Nah,
dengan demikian, salah satu keistimewaan khusus bulan mulia Ramadhan,
yang tidak terdapat pada bulan lainnya, adalah dibelenggu dan
dirantainya syetan-syetan selama bulan puasa tersebut. Sehingga tidak
bisa dengan bebas dan leluasa lagi menjalankan peran utamanya – seperti
biasanya – sebagai pengganggu, penggoda, pengajak, pensupport dan
pembisik kejahatan bagi manusia. Dan, sekali lagi, ini hanya berlaku
khusus selama bulan suci Ramadhan saja. Sungguh sebuah keistimewaan yang
luar biasa, yang harus dioptimalkan pemanfaatannya oleh setiap insan
beriman dan bertaqwa.
Tentu banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil serta petik
dari hadits diatas. Antara lain adalah bahwa, jika kita renungkan dengan
cermat dan seksama is kandungan hadits tersebut, lalu kita padukan
dengan fakta dan realita yang terjadi didalam kehidupan manusia, maka
kita akan tersadarkan tentang kekeliruan persepsi kita selama ini
tentang kapasitas peran dan fungsi syetan dalam menyesatkan manusia.
dari hadits diatas. Antara lain adalah bahwa, jika kita renungkan dengan
cermat dan seksama is kandungan hadits tersebut, lalu kita padukan
dengan fakta dan realita yang terjadi didalam kehidupan manusia, maka
kita akan tersadarkan tentang kekeliruan persepsi kita selama ini
tentang kapasitas peran dan fungsi syetan dalam menyesatkan manusia.
Banyak diantara kita selama ini memahami secara salah bahwa, peran
dan posisi syetan dalam penyesatan sangatlah dominan. Segala bentuk
kejahatan, kesesatan, kemaksiatan dan keburukan yang ada dalam perilaku
manusia, selalu dialamatkan kepada syetan sebagai biangnya. Syetan
selalu dijadikan sebagai kambing hitam. Kita tidak mungkin memungkiri
adanya peran syetan disana. Kita semua sepakat bahwa, syetan adalah
makhluk yang jahat dan busuk, serta bahwa ia adalah salah satu faktor
penyebab setiap kejahatan. Karena memang Allah Ta’ala – berdasarkan
hikmah-Nya – telah menciptakan syetan dan menetapkannya khusus untuk
kekufuran, kebusukan dan kejahatan. Tapi yang harus kita luruskan adalah
persepsi salah bahwa, syetan adalah satu-satunya sumber kejahatan, dan
bahwa ia adalah segala-galanya dalam setiap kekufuran, kesesatan,
kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi dalam kehidupan manusia.
dan posisi syetan dalam penyesatan sangatlah dominan. Segala bentuk
kejahatan, kesesatan, kemaksiatan dan keburukan yang ada dalam perilaku
manusia, selalu dialamatkan kepada syetan sebagai biangnya. Syetan
selalu dijadikan sebagai kambing hitam. Kita tidak mungkin memungkiri
adanya peran syetan disana. Kita semua sepakat bahwa, syetan adalah
makhluk yang jahat dan busuk, serta bahwa ia adalah salah satu faktor
penyebab setiap kejahatan. Karena memang Allah Ta’ala – berdasarkan
hikmah-Nya – telah menciptakan syetan dan menetapkannya khusus untuk
kekufuran, kebusukan dan kejahatan. Tapi yang harus kita luruskan adalah
persepsi salah bahwa, syetan adalah satu-satunya sumber kejahatan, dan
bahwa ia adalah segala-galanya dalam setiap kekufuran, kesesatan,
kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Seandainya pemahaman itu benar, maka semestinya selama Ramadhan tidak
ada lagi kekufuran, kejahatan dan kemaksiatan. Karena – seperti
penegasan hadits shahih diatas – syetan sedang dirantai dan dibelenggu,
atau dengan kata lain sedang dinon aktifkan perannya dalam bulan
Ramadhan seperti yang akan datang sebentar lagi. Tapi faktanya, ternyata
sebalik dari itu. Kekufuran tetap ada. Kesyirikan tetap merajalela.
Kejahatan tetap terjadi dimana-mana. Dan kemaksiatan tidak pula kunjung
sirna! Itu berarti syetan bukanlah satu-satunya biang kejahatan. Dan
bahkan ia bukanlah merupakan pemeran atau pemain utama! Berarti ada
pemeran atau pemain lain. Ya, pemeran atau pemain lain itulah yang
justru sebenarnya merupakan pemeran utama atau pemain inti dalam setiap
kesesatan manusia. Dan pemeran utama atau pemain inti itu tidak lain
adalah diri dan jiwa manusia itu sendiri. Sementara itu, syetan – baik
syetan asli maupun yang ‘niru-niru syetan’ dalam kejahatannya, dari
golongan manusia dan jin – sebenarnya hanyalah merupakan pemeran
pembantu atau pendukung saja. Bahkan ibarat permainan bola, ia hanyalah
sebatas ‘supporter’, atau bahkan sekadar penyebar undangan saja, dan
bukan pemain apalagi pemain inti. Inilah hakikat yang ditegaskan oleh
Al-Qur’an (lihat misalnya QS Ibrahim : 22) dan Al-Hadits, yang didukung
oleh fakta dan realita. Namun tidak banyak orang yang memahaminya secara
benar.
ada lagi kekufuran, kejahatan dan kemaksiatan. Karena – seperti
penegasan hadits shahih diatas – syetan sedang dirantai dan dibelenggu,
atau dengan kata lain sedang dinon aktifkan perannya dalam bulan
Ramadhan seperti yang akan datang sebentar lagi. Tapi faktanya, ternyata
sebalik dari itu. Kekufuran tetap ada. Kesyirikan tetap merajalela.
Kejahatan tetap terjadi dimana-mana. Dan kemaksiatan tidak pula kunjung
sirna! Itu berarti syetan bukanlah satu-satunya biang kejahatan. Dan
bahkan ia bukanlah merupakan pemeran atau pemain utama! Berarti ada
pemeran atau pemain lain. Ya, pemeran atau pemain lain itulah yang
justru sebenarnya merupakan pemeran utama atau pemain inti dalam setiap
kesesatan manusia. Dan pemeran utama atau pemain inti itu tidak lain
adalah diri dan jiwa manusia itu sendiri. Sementara itu, syetan – baik
syetan asli maupun yang ‘niru-niru syetan’ dalam kejahatannya, dari
golongan manusia dan jin – sebenarnya hanyalah merupakan pemeran
pembantu atau pendukung saja. Bahkan ibarat permainan bola, ia hanyalah
sebatas ‘supporter’, atau bahkan sekadar penyebar undangan saja, dan
bukan pemain apalagi pemain inti. Inilah hakikat yang ditegaskan oleh
Al-Qur’an (lihat misalnya QS Ibrahim : 22) dan Al-Hadits, yang didukung
oleh fakta dan realita. Namun tidak banyak orang yang memahaminya secara
benar.
“Dan berkatalah syetan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan:
“Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar,
dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. Sama
sekali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian. Melainkan aku (hanya
mampu sekadar) menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh
sebab itu, janganlah kalian mencerca (menyalahkan) aku, akan tetapi
cercalah (salahkanlah) diri kalian sendiri (mengapa kalian mau
mengikutiku dan memenuhi ajakannku!). Aku sekali-kali tidak dapat
menolong kalian dan kalianpun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku
(dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu
mendapat siksaan yang pedih” (QS. Ibrahim [14]: 22).
“Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar,
dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. Sama
sekali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian. Melainkan aku (hanya
mampu sekadar) menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh
sebab itu, janganlah kalian mencerca (menyalahkan) aku, akan tetapi
cercalah (salahkanlah) diri kalian sendiri (mengapa kalian mau
mengikutiku dan memenuhi ajakannku!). Aku sekali-kali tidak dapat
menolong kalian dan kalianpun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku
(dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu
mendapat siksaan yang pedih” (QS. Ibrahim [14]: 22).
Jadi peran dan kemampuan syetan dalam setiap keburukan, kejahatan dan
kemaksiatan apapun, hanyalah sekadar mengajak, menyeru dan menyebar
undangan saja. Ia tidak memiliki kemampuan atau kekuasaan sama sekali
untuk memaksa. Memang ia mempunyai seribu satu cara ajakan, bentuk
godaan, dan teknik rayuan, yang disertai oleh beragam bujukan,
pengelabuan dan tipu muslihat. Namun jika manusia beriman dan bertaqwa
yang diajak, digoda, dirayu dan ditipu, berpembentengan diri yang kuat,
sehingga menolak ajakan, godaan, rayuan dan tipu muslihatnya tersebut,
maka syetanpun menjadi tidak berdaya apa-apa! Disinilah maka Allah
berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya tipu daya syetan itu lemah” (QS.
An-Nisaa’ [4]: 76).
kemaksiatan apapun, hanyalah sekadar mengajak, menyeru dan menyebar
undangan saja. Ia tidak memiliki kemampuan atau kekuasaan sama sekali
untuk memaksa. Memang ia mempunyai seribu satu cara ajakan, bentuk
godaan, dan teknik rayuan, yang disertai oleh beragam bujukan,
pengelabuan dan tipu muslihat. Namun jika manusia beriman dan bertaqwa
yang diajak, digoda, dirayu dan ditipu, berpembentengan diri yang kuat,
sehingga menolak ajakan, godaan, rayuan dan tipu muslihatnya tersebut,
maka syetanpun menjadi tidak berdaya apa-apa! Disinilah maka Allah
berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya tipu daya syetan itu lemah” (QS.
An-Nisaa’ [4]: 76).
Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan dan memberikan didalam
setiap jiwa manusia dua potensi sekaligus secara seimbang dan adil.
Yakni potensi baik , yang dibahasakan di dalam Al-Qur’an dengan potensi
taqwa (taqwaha), dan potensi buruk/jahat, yang disebut dengan potensi
fujur (fujuraha). Tinggal setiap manusia sendirilah setelah itu yang
menentukan dan memilih untuk memenangkan potensi baik atau potensi
buruk. Maka pilihan manapun yang ia pilih – iman atau kufur, taat atau
maksiat, baik atau jahat dan seterusnya – adalah pilihan dia sendiri,
yang atas dasar itulah Allah akan meminta pertanggungjawabannya di
Akhirat kelak (lihat QS Asy-Syams : 7 – 10). Oleh karena itu, jika
seseorang memilih jalan kekufuran, kamaksiatan dan kejahatan, maka
dirinya sendirilah yang menjadi pemeran utama dan pemain inti dalam hal
itu. Adapun syetan, seperti yang telah disebutkan diatas, hanyalah
sebatas sebagai pemeran pembantu, pendukung, pengajak, penyebar
undangan, dan ‘supporter’ belaka !
setiap jiwa manusia dua potensi sekaligus secara seimbang dan adil.
Yakni potensi baik , yang dibahasakan di dalam Al-Qur’an dengan potensi
taqwa (taqwaha), dan potensi buruk/jahat, yang disebut dengan potensi
fujur (fujuraha). Tinggal setiap manusia sendirilah setelah itu yang
menentukan dan memilih untuk memenangkan potensi baik atau potensi
buruk. Maka pilihan manapun yang ia pilih – iman atau kufur, taat atau
maksiat, baik atau jahat dan seterusnya – adalah pilihan dia sendiri,
yang atas dasar itulah Allah akan meminta pertanggungjawabannya di
Akhirat kelak (lihat QS Asy-Syams : 7 – 10). Oleh karena itu, jika
seseorang memilih jalan kekufuran, kamaksiatan dan kejahatan, maka
dirinya sendirilah yang menjadi pemeran utama dan pemain inti dalam hal
itu. Adapun syetan, seperti yang telah disebutkan diatas, hanyalah
sebatas sebagai pemeran pembantu, pendukung, pengajak, penyebar
undangan, dan ‘supporter’ belaka !
Hakekat inilah antara lain yang diingatkan dan disadarkan oleh hadits
diatas, dan tentu juga oleh setiap momentum kehadiran bulan suci
Ramadham. Oleh karenanya, selama bulan puasa seperti yang segera tiba,
dimana syetan-syetan dinonaktifkan perannya, setiap kita dihadapkan
dengan diri sendiri untuk melihat kondisi jiwa dan keadaan hatinya apa
adanya, tanpa campur tangan syetan durjana. Sehingga ketika masih tetap
ada kecenderungan buruk atau prilaku maksiat dan jahat dalam diri kita
selama Ramadhan, maka jangan lagi berdalih dengan melibatkan, menuduh
membawa-bawa nama syetan. Tidak ada lagi peran syetan disana. Melainkan
itu semua murni dari pengaruh an-nasful ammarah bissu’ (nafsu pendorong kejahatan) (QS. Yusuf [12]: 53), atau minimal dari faktor an-nafsul musawwilah
(nafsu penipu daya) (QS. Yusuf [12]: 83) dalam diri kita. Jadi,
kesimpulannya, berarti kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa, itulah
hakikat jiwa dan kondisi hati kita apa adanya, yang harus dilakukan
mujahadah (upaya keras dan sungguh-sungguh) dalam men-tazkiyah-nya (mensucikannya).
diatas, dan tentu juga oleh setiap momentum kehadiran bulan suci
Ramadham. Oleh karenanya, selama bulan puasa seperti yang segera tiba,
dimana syetan-syetan dinonaktifkan perannya, setiap kita dihadapkan
dengan diri sendiri untuk melihat kondisi jiwa dan keadaan hatinya apa
adanya, tanpa campur tangan syetan durjana. Sehingga ketika masih tetap
ada kecenderungan buruk atau prilaku maksiat dan jahat dalam diri kita
selama Ramadhan, maka jangan lagi berdalih dengan melibatkan, menuduh
membawa-bawa nama syetan. Tidak ada lagi peran syetan disana. Melainkan
itu semua murni dari pengaruh an-nasful ammarah bissu’ (nafsu pendorong kejahatan) (QS. Yusuf [12]: 53), atau minimal dari faktor an-nafsul musawwilah
(nafsu penipu daya) (QS. Yusuf [12]: 83) dalam diri kita. Jadi,
kesimpulannya, berarti kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa, itulah
hakikat jiwa dan kondisi hati kita apa adanya, yang harus dilakukan
mujahadah (upaya keras dan sungguh-sungguh) dalam men-tazkiyah-nya (mensucikannya).
Wallahul Musta’an!
[islamedia]

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.