SUNGGUH SEMUA MANUSIA SUDAH DIVONIS UNTUK MATI
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika seseorang sudah di vonis mati oleh
lembaga pengadilan maka tak mungkin lagi dia berfikir tentang urusan dunia.
Semua ditinggalkan, tak dipikirkan dan tak diperhatikan lagi meskipun dia
selama ini pecinta dunia. Apalagi kalau sudah diberitahu pula hari eksekusinya,
misalnya 30 hari ke depan.
Kalau dia memiliki iman maka berat dugaan kita bahwa
dia hanya akan memikirkan nasibnya di akhirat. Dia hanya akan memperbanyak
bekal menghadapi hari setelah mati. Semua waktu akan digunakan untuk beribadah
seperti shalat, puasa, membaca al Qur an, berdzikir, MEMOHON MAAF KEPADA ORANG
ORANG YANG PERNAH DIZHALIMINYA dan yang lainnya. Kalau ada sisa harta sedikit
akan dinfakkan pula.
Saudaraku, SUNGGUH SEMUA KITA SUDAH DIVONIS
MATI oleh Allah Ta’ala. Perhatikanlah firman-Nya :
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ
وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (sebenar benarnya). Dan hanya kepada
Kami-lah kamu dikembalikan. (Q.S al Anbiya’ 35)
Allah Ta’ala berfirman :
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ
الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ
Di manapun kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan
kokoh. (Q.S an Nisa’ 78).
Kapan eksekusinya atau kapan kita diwafatkan
?. Semua kita tak ada yang tahu. Ketika
seseorang telah berusia lanjut saat diwafatkannya adalah dua yaitu : (1) SUDAH
DEKAT ATAU (2) SUDAH SANGAT DEKAT. Bisa jadi saat eksekusi atau diwafatkannya
seseorang beberapa tahun lagi, beberapa bulan lagi, beberapa pekan lagi mungkin
juga beberapa jam lagi dari sekarang.
Sungguh, masalah besar kita bukan mati tetapi
bagaimana hidup setelah mati. Oleh karena itu, sering seringlah merenung
apakah bekal kita menghadapi hidup setelah mati. Sungguh banyak diantara kita
SEHARUSNYA BERSEDIH BAHKAN MENANGIS karena bekal kita terasa masih sangat
sedikit.
Ketahuilah bahwa Abu Hurairah menjelang
wafatnya menangis. Lalu ditanya kenapa
beliau menangis. Abu Hurairah menjawab : Perjalanan menuju akhirat
itu sangatlah panjang dan berat, tapi
perbekalanku hanya sedikit. Jadi beliau takut kalau
bekalnya tidak cukup. Bukankah jika seseorang akan melakukan perjalanan yang
panjang dan berat memerlukan bekal yang banyak.
Ketahuilah bahwa rute perjalanan yang akan
kita tempuh menuju negeri akhirat adalah persis sama seperti yang akan dilalui
Abu Hurairah, dan sebagaimana manusia umumnya, yaitu dimulai dengan sakaratul
maut, kematian, alam kubur dan fitnahnya, padang Mahsyar yang berat, timbangan
amal, melalui shiraat dan seterusnya sebelum sampai di surga atau neraka. (Kitab Rihlah ilad Darus
Akhirah, Syaikh Mahmud al Mishri).
Nah kalau sahabat sekelas Abu Hurairah
menangis ketika akan wafat karena merasa kekurangan bekal lalu bagaimana dengan
saya dan saudara saudara yang saat ini masih hidup. Masih pantaskah kita banyak
bersenda gurau, tertawa ria dan menghabiskan umur untuk urusan dunia sehingga
lalai dalam mempersiapkan bekal menuju akhirat ?.
Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
telah meninggalkan nasehat buat kita semua agar BANYAK BANYAK MENGINGAT MATI
dan mempersiapkan bekal. Itulah orang yang cerdas kata beliau dalam satu hadits
dari Ibnu Umar :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما
أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ
رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ
قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ
خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ
ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia bercerita : Aku
pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang
lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam lalu bertanya : Wahai
Rasulullah, orang beriman manakah yang paling baik ?. Beliau menjawab : Yang paling baik akhlaknya.
Orang ini bertanya lagi :
Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas) ?. Beliau
menjawab : Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya
(untuk hidup) setelah kematian,
merekalah yang berakal. (H.R Ibnu Majah).
Diantara MANFAAT MENGINGAT MATI ADALAH TIDAK TERTIPU OLEH DUNIA.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam telah mengingatkan perkara ini dalam sabda
beliau :
أكثروا
ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى
سعة إلا ضيقه عليه
Perbanyaklah banyak mengingat
pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat
kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya
saat kehidupannya lapang, maka IA TIDAK TERTIPU DENGAN DUNIA. (H.R Ibnu
Hibban dan Al Baihaqi, dihasan oleh Syaikh Al Albani)
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (2.428).

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.