berita

SPI #IndonesiaTanpaJIL Membahas Sejarah Syi’ah

Islamedia.co – Pertemuan
ke-9 Sekolah Pemikiran Islam (SPI) #IndonesiaTanpaJIL membahas tuntas sejarah
Syiah. Perkuliahan ini dilaksanakan pada hari Kamis (06/11/14) di Aula
Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) di
bilangan Kalibata, Jakarta Selatan. Menghadirkan Ustadz Asep Sobari, Lc. sebagai narasumbernya, perkuliahan kali ini
dihadiri oleh sekitar lima puluh orang aktivis dakwah dari wilayah sekitar Jakarta.
“Jika
ingin mengetahui Syi’ah, kita harus memiliki sejumlah pengetahuan dasar
terlebih dahulu,” terang ustadz Asep
membuka diskusi. “Tiga bulan sebelum wafatnya Nabi saw, turun sebuah ayat  yang menjelaskan bahwasanya Islam telah
diturunkan dengan sempurna. Jadi pada dasarnya agama Islam itu betul-betul
sampai prakteknya sudah sempurna dan Allah sudah meridhai sehingga tidak ada
lagi yang bisa mengutak-atik agama Islam. Namun akhirnya terjadi penyimpangan
yang munculnya bertahap di akhir masa kekhalifahan tepatnya pada masa Ali ra,”
ungkap beliau.
Asep
Sobari menerangkan, “Syi’ah berarti pendukung dan pengikut. Di awal masa fitnah
antara sahabat, kata ‘syi’ah
digunakan dalam pengertian itu, sehingga ketika itu dikenal istilah ‘Syi’ah Ali’
dan ‘Syiah Mu’awiyah’,” Mengenai identiknya istilah “syi’ah” untuk pendukung ‘Ali ra, Asep menjelaskan, “tidak dapat
dipastikan kapan terminologi ‘syi’ah
hanya digunakan untuk mendukung Ali. Dr. Nashir menyebutkan kemungkinan pasca
pembunuhan Husain bin Ali ra,” terangnya.
Dalam
diskusi, Asep Sobari menjelaskan pergeseran penggunaan istilah “Syi’ah” dari generasi ke generasi. “Pertama, kelompok yang menyebut dirinya
Syi’ah ini mengutamakan Ali ra dari pada Utsman ra, dengan tetap meyakini Abu
Bakar ra dan Umar ra lebih utama darinya. Kedua,
mengutamakan Ali ra daripada Abu Bakar ra dan Umar ra, tetapi tetap
mengakui kekhalifahan mereka. Ketiga, menolak
kekhalifahan Abu Bakar ra dan Umar ra, dan kelompok ini merendahkan kedudukan
keduanya, juga mempropagandakan keyakinannya tersebut,” jelas ustadz Asep.
“Inti
ajaran Syi’ah adalah ajaran klaim tanpa dasar. Syi’ah yang ada sekarang ini
adalah Syi’ah yang ekstrem, bahkan menghimpun seluruh ajaran-ajaran Syi’ah
ekstrem sebelumnya, jadi Syi’ah sekarang lebih parah dan berbahaya,” pungkas
Asep.
Di
akhir diskusi, Asep Sobari mengingatkan kepada para peserta SPI agar memperkuat
keislaman dan memperbanyak ilmu pengetahuan. Mudahnya Syi’ah merekrut banyak
orang, salah satunya karena pengetahuan keislaman masyarakat Indonesia sangat
rendah.
(viviarfiah/islamedia/js)


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top