SIKAP
ORANG BERIMAN KETIKA DIHINA DAN DIRENDAHKAN
Disusun
oleh : Azwir B. Chaniago
Sebagai makhluk sosial, manusia
sehari hari bergaul dan berinteraksi dengan orang banyak. Dalam keadaan yang
demikian ada saja kemungkinan seseorang dihina atau direndahkan. Dituduh dengan
berbagai keburukan yang belum tentu ada pada diri kita. Atau kalaupun ada
tidaklah separah yang dituduhkan dan disangkakan.
Kebanyakan manusia, ketika dihina
atau direndahkan atau dizhalimi, apalagi dihadapan orang banyak atau disebar
kemana mana melalui media sosial LALU DATANG KEINGINAN MEMBALAS. Jika mungkin
dengan penghinaan yang lebih buruk lagi.
Namun demikian, ketahuilah bahwa
SANGATLAH BAIK jika tidak membalas. Ambil manfaat dari penghinaan itu,
diantaranya :
Pertama : Bersabarlah, meskipun berat tetapi
orang yang bersabar akan memperoleh pahala tanpa batas. Allah Ta’ala berfirman
:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S
az Zumar 10)
Syaikh Muhammad bin Shalih
al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda
tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali
hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak
bisa dihitung dengan bilangan.
Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang
maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan
mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali
lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin)
Kedua : Lakukan muhasabah atau introspeksi
diri. Mungkin karena pada suatu waktu
dahulu ketika berkuasa, berpangkat dan berharta kita pernah merendahkan, menghina atau melecehkan
seseorang. Lalu Allah mentakdirkan ada
orang lain yang merendahkan dan menghina
kita saat ini yaitu ketika pangkat dan jabatan sudah tak ada, hartapun sudah
habis. Allah Ta’ala berfirman :
إِنْ
أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat
baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk maka (akibat keburukan)
itu untuk dirimu sendiri. (Q.S al Israa’ 7).
Ketiga : Jika seseorang direndahkan atau
dihina berarti dizhalimi. Ketahuilah bahwa kezhaliman yang diterima di dunia dengan sabar merupakan
tabungan pahala yang akan dipetik dikemudian hari. KETIKA
SUDAH TIDAK ADA DINAR DAN DIRHAM, orang orang yang dizhalimi menuntut keadilan
kepada Allah Ta’ala atas kezhaliman yang diterimanya dari orang lain.
Ketika Allah mengabulkan
permohonan orang yang pernah dizhalimi maka YANG MENZHALIMI harus membayar dosa kezhalimannya dengan amal
shalih atau hasil dari ibadah. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda
tentang orang yang muflis :
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا
الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ
الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ
وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا
وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا
مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ
أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Apakah kalian tahu siapa orang yang muflis ?.
Para sahabat menjawab : Muflis (orang bangkrut) itu adalah yang tidak mempunyai
dirham maupun harta benda.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Muflis dari umatku ialah : Orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala)
shalat, pahala puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci
dan menuduh orang lain, makan harta,
menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak).
Maka orang-orang itu akan diambil pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis
kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian
dia akan dilemparkan ke dalam neraka. (H.R Imam Muslim).
Keempat : Selain itu
adapula sikap terpuji yang bisa dilakukan oleh yang dihina atau direndahkan
orang lain YAITU MEMAAFKAN. Sungguh suka memaafkan akan mendatangkan kebaikan
yang banyak.
(1) MEMAAFKAN AKAN MENDATANGKAN KEMULIAAN.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ
مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ
أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Ada tiga golongan yang berani bersumpah
untuknya, tidaklah berkurang harta karena shodaqoh, dan TIDAKLAH MENAMBAH BAGI
SEORANG PEMAAF KECUALI KEMULIAAN dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah
hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wata’ala..
(H.R at Tirmidzi).
(2) Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
menjanjikan rumah di surga bagi tiga golongan dan satu diantaranya adalah bagi
orang yang memaafkan orang yang berbuat buruk kepadanya yaitu sebagaimana sabda
beliau :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ
الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ،
وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ
Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya
bangunan (rumah) di surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya,
memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang
memutuskannya. (H.R ath
Thabrani).
(3) Ketahuilah bahwa puncak keutamaan dari sikap
suka memaafkan manusia adalah memperoleh ampunan Allah Ta’ala. Allah
berfirman :
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا
تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang
dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22)
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.325)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.