
Islamedia – Mata adalah penuntun, hati adalah pendorong dan penuntut. Dan cinta
adalah rahasia Illahi Rabbi. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati
memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan kawan yang mesra
dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di
dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan
kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan
kebimbangan.
Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan
kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah
pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu,
hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang
dari ibunya di tengah keramaian.
Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu
hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian
hidup yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita
ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup
dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan
terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan sholehah.
Duhai…Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia
seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya
Islam hingga memenuhi setiap sudut rumahtangganya.
Allah SWT telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil,
melahirkan, menyusui hingga keta’atan dan memenuhi hak-hak suaminya
laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada
goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya?
Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam (komitmen)
menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita
menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita
lain melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya
ketika melihat aqiqah anak kita?
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja,
karena masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan
berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang
yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di
akhirat sana.
Selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah
menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran
pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta
kencana untuk membawamu ke istananya.
Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak
kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena
air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat
malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang
Pemilik Jiwa.
Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta
helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah SWT. Tausyiahlah selalu hati
dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.
Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena
sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah
dituliskan-Nya. Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan
kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut
rembulan yang dipagar bintang gemintang.
Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan.
Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia
menyapa. Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati.
Songsonglah hari bahagia nan suci. Wallahua’lam


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.