Merasa Takut Tertipu (dengan Amalan yang dilakukan) dan Takjub kepada Diri Sendiri

(Faidah dari Syarh Shahih al-Bukhari, Pelajaran 5, asy-Syaikh Ubaid al-Jabiri hafizhahullah)
Ibrahim at-Taimi rahimahullah berkata, ” Aku tidak menghadapkan/memeriksa amalanku dengan ucapanku, ataupun menghadapkan/memeriksa ucapanku dengan amalanku, melainkan aku pasti mengkhawatirkan bahwa aku termasuk orang yang mendustakan.”
Beliau mengkhawatirkan diri beliau tidak jujur.
Atsar ini juga diriwayatkan dengan shighah isim maf’ul (mukadzdzaban), sehingga artinya; Aku khawatir amalanku mendustakan ucapanku. Maknanya, beliau takut apabila beliau mendakwakan sesuatu bagi diri beliau, padahal beliau tidak berhak terhadap perkara tersebut.
Jadi salafunashshalih, mereka mengkhawatirkan diri mereka tertipu (dengan amalan shalih mereka) dan merasa bangga dengan diri sendiri.
Merasa kagum atau bangga sengan amalan shalih tidak sama dengan merasa senang dengannya. Seorang mukmin itu ketika ia melakukan kebaikan, ia merasa senang. Ketika dijauhkan dari perkara yang dibenci, ia juga merasa senang dan bergembira dengannya.
Namun rasa kagum dengan hal itu adalah permasalahan yang lain, yaitu ia memuji dirinya dan sombong dengan apa yang diamalkannya, tertipu dengannya, dan tidak mengetahui akibat dari perbuatannya ini.
Yang wajib bagi seorang mukmin adalah, ia merasa takut kepada Allah -subhaanahu wata’ala- dan bersemangat menjauhkan diri dari tertipu dengan amalan, berbangga diri dan kagum dengan amalan kebaikan yang telah dilakukannya.
Dialihbahasakan: oleh Ummu Maryam Latifah al Atsariyah.
Sumber: http://ar.miraath.net/fawaid/7686
#########################################
http://forumsalafy.net/merasa-takut-tertipu-dengan-amalan-yang-dilakukan-dan-takjub-kepada-diri-sendiri/

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.








