Uncategorized

MEMELIHARA SIFAT MALAS UJUNGNYA ADALAH KERUGIAN

MEMELIHARA SIFAT MALAS BERUJUNG KEPADA
KERUGIAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan
penjelasan lima makna tentang KATA MALAS, yaitu : (1) Tidak mau bekerja. (2)
Tidak mau melakukan sesuatu. (3) Segan. (4) Tidak suka. (5) Tidak bernafsu.


Secara bahasa, malas adalah kata sifat. Sifat ini sering ada pada diri manusia. Ini adalah salah satu sifat
tercela, jangan dipelihara. Harus dilawan. Kenapa ?, karena ketika sifat malas
ini terus melekat pada diri seseorang maka UJUNG UJUNGNYA ADALAH KERUGIAN bagi
dirinya. Lihatlah : (1) Ketika seseorang malas belajar maka tak maju maju.
Kalau dia seorang mahasiswa maka lambat dapat gelar sarjana bahkan  bisa tak dapat. (2) Seseorang yang malas
beribadah maka ini kerugian SANGAT BESAR karena tak punya bekal untuk kembali
ke negeri akhirat.

Bahkan sifat malas seseorang berpotensi besar
untuk merugikan orang lain. Lihatlah :


(1) Ketika seorang pemimpin malas memikirkan dan
melakukan hal yang bermanfaat maka orang orang yang dipimpinnya bisa mengalami
penderitaan.

(2) Ketika seorang pekerja bermalas malasan  maka akan merugikan instansi atau
perusahaannya.

(3) Ketika seorang ayah malas berusaha mencari
rizki maka dia tak bisa memenuhi kewajiban memberi nafkah kepada  istri, anak dan orang yang dalam
tanggungannya.


Oleh karena itu orang orang beriman tak boleh
malas melakukan segala sesuatu yang bermanfaat untuk dunianya dan terutama
untuk akhiratnya. Tak baik membiarkan diri jatuh kepada sifat malas dengan
menunda nunda waktu untuk melakukan yang bermanfaat.

Ustadz Abdullah Gymnastiar berkata : Waktu
bekerja orang rajin adalah sekarang sedangkan waktu bekerja ORANG MALAS adalah
besok.

Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim
Amrullah,  pernah memberi nasehat, beliau
berkata : Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan
pikiran yang cemerlang menjadi BUDAK TUBUH YANG MALAS, yang mendahulukan
istirahat sebelum lelah.


Sungguh Allah Ta’ala mengingatkan dalam
firman-Nya :

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ   فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ

Maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya
kepada Rabb-mulah engkau berharap.  (Q.S
al Insyirah 7).


Tentang ayat ini Syaikh Muhammad bi Shalih al
Utsaimin berkata : Yakni, apabila engkau telah selesai suatu tugas, maka
bersiap sedialah mengerjakan tugas yang lainnya. Janganlah menyia nyiakan
kesempatan, karena waktu akan terus berlalu baik kita dalam keadaan terjaga
atau tidur dalam keadaan sibuk atau longgar. Karena itu jadikanlah hidupmu
penuh kesungguhan.

Jika engkau selesai melakukan suatu pekerjaan,
lanjutkanlah dengan pekerjaan yang lain. Jika engkau telah selesai mengerjakan
urusan dunia hendaklah engkau melanjutkannya dengan mengerjakan urusan akhirat.
Sebaliknya, jika engkau selesai mengerjakan urusan akhirat lanjutkanlah dengan
mengerjakan urusan dunia. (Tafsir Juz ‘Amma). 


Sungguh ayat ini telah mengingatkan kita untuk
terus melakukan berbagai kegiatan. Jangan suka malas atau bermalasan dan
membiarkan waktu kosong tak bermanfaat karena ujungnya adalah kerugian. Wallahu
A’lam. (2.031)

 

 

       


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top