MAKAN BERLEBIHAN TIDAK MENDATANGKAN KEBAIKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Allah takdirkan penciptaan manusia sebagai
makhluk yang butuh makan dan minum. Dan Allah Ta’ala, dengan kasih syang-Nya,
menyediakan berbagai jenis makanan di dunia terutama dari tumbuh tumbuhan dan
hewan.
Untuk keselamatan manusia maka Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk tidak
sembarang makan tetapi makan dari yang
halal dan baik yaitu sebagaimana firman-Nya :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا
فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Wahai manusia !. Makanlah dari (makanan) yang
halal dan baik yang terdapat di bumi. Dan janganlah kamu mengikuti langkah
lngkah syaihan. Sungguh syaithan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S al Baqarah 168).
Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini dihadapkan
kepada seluruh manusia baik yang beriman maupun yang kafir. Allah Ta’ala telah
memberi karunia kepada mereka dengan memerintahkan untuk makan dari seluruh
yang ada di bumi seperti hasil tanaman dan hewan dalam KEADAAN HALAL. Yaitu
yang telah dihalalkan buat kalian yang bukan dari rampasan maupun curian dan
bukan pula diperoleh dari hasil muamalah yang diharamkan.
Ayat ini juga sebagai dalil bahwa makan dengan
kadar untuk memenuhi fitrah adalah wajib. Dan akan berdosa orang yang
menigngalkannya dengan dasar makna perintah yang jelas dari ayat ini. Dia
menyuruh untuk mengikuti apa yang diperintahkan kepadanya yang merupakan INTI
DARI KEMASHLAHATAN. (Tafsir Taisir
Karimir Rahman).
Selain itu, Allah Ta’ala memerintahkan manusia
untuk TIDAK MAKAN SECARA BERLEBIHAN, sebagaimana firman-Nya :
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا
ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Makan dan minumlah tetapi JANGAN BERLEBIHAN.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih lebihan. (Q.S al A’raf 31).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga
mengingatkan agar hamba hamba Allah untuk makan secukupnya, tak berlebihan.
Beliau bersabda :
مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ
بَطْنٍ ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَات يُقِمْنَ صُلْبَهُ ، فَإِنْ كَانَ لا
مَحَالَةَ ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Tidak ada wadah yang dipenuhi anak Adam yang
lebih buruk dari perutnya. Cukuplah anak Adam mengkonsumsi beberapa suap makanan
untuk menguatkan tulang rusuknya. Kalau memang tidak ada jalan lain (memakan
lebih banyak), maka berikan sepertiga untuk (tempat) makanan, sepertiga untuk
(tempat) minuman dan sepertiga untuk (tempat) nafasnya. (H.R at Tirmidzi dan
Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Berkenaan dengan hadits ini, Imam Ibnu Rajab
al Hambali berkata : Hadits ini adalah prinsip pokok yang mencakup semua dasar
dasar kesehatan. Beliau juga menukil satu riwayat dari Ibnu Abi Masawih,
seorang tabib yang masyhur di zamannya, ketika membaca hadits ini dia berkata :
Kalau seandainya orang orang memperhatikan
kata kata ini, niscaya mereka akan terbebas dari penyakit dan keluhan
kesehatan. Dan niscaya klinik klinik berobat serta toko obat obat tidak akan
didatangi. (Jami’ul Ulum wal Hikam).
Kemudian Imam Ibnu Rajab menukil beberapa
perkataan ulama dan orang orang shalih terdahulu :
(1) Dari Muhammad bin Wasi’, beliau berkata :
Siapa yang sedikit makannya dia akan paham dan (bisa) memahamkan orang lain,
bersih pikirannya dan lembut hatinya. Dan (sebaliknya) banyak makan akan
membuat pemiliknya merasa berat untuk melakukan banyak hal yang diinginkannya.
(2) Al Harits bin Kaladah seorang tabib
berkata : Diet adalah pokok dari obat dan mengisi perut berlebihan adalah pokok
penyakit. Sedangkan manfaatnya bagi hati dan kebaikannya adalah bahwa sedikit
makan itu membuat hati menjadi lembut, kuat dalam memahami, diri menjadi luruh
(tidak ngotot dengan kebathilan). Hawa nafsu dan sifat pemarah menjadi melemah,
sedangkan banyak makan mendatangkan kebalikan dari itu.
(3) Imam asy Syafi’i berkata : Aku tidak
pernah kenyang sejak enam belas tahun, kenyang telah aku campakkan. Hal itu
memberatkan badan, menghilangkan kecerdasan, mengundang rasa kantuk dan
melemahkan pemiliknya untuk beribadah. (Jami’ul Ulum wal Hikam, dalam Bab
Tercelanya Banyak Makan).
Oleh karena itu hamba hamba Allah janganlah
membiasakan diri makan berlebihan, makanlah secukupnya saja sehingga
mendatangkan banyak kebaikan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.391).

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.