KISAH TURUNNYA WAHYU PERTAMA BERDASARKAN
HADITS SHAHIH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Al Qur an adalah Kalamullah diturun kepada
Nabi Muhammad Salallahu Wasallam melalui Malaikat Jibril. Diturunkan dalam waktu kurang lebih 23 tahun yaitu 13
tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah secara berangsur angsur. Allah Ta’ala
berfirman :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ
الْقُرْآنَ تَنْزِيلًا
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al Qur an
kepadamu (Muhammad) SECARA BERANGSUR ANGSUR). (Q.S al Insan 23).
Ketika usia beliau mendekati 40
tahun, beliau telah banyak merenungi keadaan kaumnya dan menyadari banyak
keadaan kaumnya tidak sejalan dengan kebenaran. Beliau pun mulai sering uzlah
atau mengasingkan diri dari kaumnya. Beliau biasa ber-tahannuts di gua Hira
yang terletak di Jabal Nur, dengan membawa bekal makanan dan air. Disitulah
wahyu pertama turun. Menurut hadits yang shahih disebutkan bahwa wahyu pertama
turun adalah surat al ‘Alaq ayat 1 – 3.
Tentang peristiwa turunnya wahyu
pertama kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam adalah sebagaimana
diceritakan oleh Ummul Mukminin Aisyah :
“Dari Aisyah Ummul Mukminin
radiyallaha ‘anha, beliau berkata : Wahyu yang mula mula turun kepada
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam adalah mimpi di waktu tidur. Biasanya
mimpi itu terlihat jelas oleh beliau seperti jelasnya fajar di waktu pagi. Maka
semenjak itu
Beliau lebih suka
mengasingkan diri yaitu ke Gua Hira.
Disitu beliau
bertahannuts, beliau beribadah beberapa malam tidak pulang keruma istrinya.
Untuk itu beliau membawa perbekalan secukupnya. Setelah perbekalan habis beliau
kembali kepada Khadijah untuk mengambil bekal secukupnya dan pergi lagi ke gua
Hira.
Hingga suatu
ketika, datang kepada beliau al Haq (kebenaran atau wahyu) yaitu sewaktu masih
beliau masih berada di gua Hira. Malaikat datang kepada beliau dan berkata :
Bacalah. Beliau menjawab : Aku tidak bisa membaca. Nabi menceritakan : Aku
ditarik dan dipeluknya hingga aku merasa kepayahan kemudian dilepaskannya dan
dia berkata lagi : Bacalah. Jawabku : Aku tidak bisa membaca.
Aku ditarik dan
dipeluknya untuk ketiga kalinya, kemudia dilepaskannnya seraya berkata :
اِقْرَأْ
وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ خَلَقَ الْاِنْسَانَ
مِنْ عَلَقٍۚ اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
Bacalah dengan
menyebut nama Rabbmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Rabbmu lah yang Mahamulia. (Q.S al ‘Alaq 1-3).
Setelah itu
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid,
istri beliau DENGAN GEMETAR, lalu berkata : Selimuti aku, selimuti aku !.
Khadijah menyelimuti beliau hingga hilang rasa takutnya. Lalu Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam berkata
kepada Khadijah (setelah menceritakan semua kejadian yang dialaminya) :
Sesungguhnya aku cemas akan diriku.
Khadijah menjawab
: Jangan takut !. Demi Allah !. Tuhan
sekali kali tidak akan menghinakan engkau karena engkau selalu menyambung tali
persaudaraan, membantu orang orang yang sengsara, mengadakan barang keperluan
yang belum ada, memuliakan tamu dan menolong orang yang kesusahan karena
menegakkan kebenaran.
Setelah itu
Khadijah pergi bersama beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul
Uzza yaitu anak paman Khadijah, yang telah memeluk agama Nasrani pada masa
Jahiliyah itu. Dia pandai menulis buku dalam bahasa Ibrani. Maka disalinya
kitab Injil dari bahasa Ibrani seberapa dikehendaki Allah dapat disalinnya.
Ketika itu usianya telah lanjut dan matanya telah buta.
Khadijah berkata
kepada Waraqah : Wahai anak pamanku. Dengarkanlah kabar dari anak saudaramu
(Muhammad). Waraqah bertanya kepada Nabi : Wahai anak saudaraku, apakah yang
telah terjadi atas dirimu ?. Lalu Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
menceritakan kepada Waraqah semua peristiwa yang telah beliau alami.
Waraqah berkata :
Inilah an Namus yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa. Duhai sekiranya aku
masih muda, ketika itu nanti yaitu ketika engkau diusir oleh kaummu. Maka
Rasulullah bertanya : Apakah mereka akan mengusirku ?.
Waraqah menjawab
: Ya, benar !. Belum pernah seorangpun yang diberi wahyu seperti engkau yang
tidak dimusuhi. Apabila aku masih mendapati hari itu, niscaya aku akan
membelamu sekuat kuatnya. Tidak berapa lama Waraqah meninggal dan wahyu
terputus untuk sementara waktu. (H.R Imam Bukhari no. 3 dan Imam Muslim no. 160).”
Itulah kisah
shahih tentang turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(2.381).

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.