KETIKA KEBURUKAN ANTUM DIUMBAR SESEORANG
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Terkadang kita mendapat perlakuan yang tidak
menyenangkan dari orang lain. Itu bisa datang dari tetangga, saudara, teman di
kantor dan yang lainnya. Perlakuan buruk itu bisa dalam bentuk dighibah, diolok
olok, direndahkan bahkan sampai difitnah.
Ketika keadaan ini terjadi, biasanya yang
dibayangkan adalah sikap ingin membalas. Bahkan kalau perlu dengan balasan yang
lebih keras. Jika bisa membalas, rasanya merasa puas.
Sungguh, syariat Islam yang mulia ini TIDAKLAH
MENGANJURKAN untuk membalas keburukan dengan keburukan pula. Ketika engkau dighibah tak perlu dibalas dengan
ghibah, ketika direndahkan tak perlu dibalas dengan merendahkan pula.
Ketahuilah bahwa
dalam hal ini paling tidak ada dua sikap baik yang perlu dikedepankan, yaitu :
Pertama : Tidak membalas dengan keburukan
pula.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
mengajarkan kita untuk tidak membalas perlakuan buruk yang diterima. Beliau
bersabda :
وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ
فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
Jika ada seseorang yang menghinamu dan
mempermalukanmu dengan sesuatu yang dia ketahui ada pada dirimu, maka janganlah
engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk
biarlah dia yang menanggungnya. (H.R Abu Daud, at Tirmidzi dan an Nasa’I dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Kedua : Memberi maaf.
Sungguh Allah Ta’ala menyuruh kita untuk suka
memaafkan, sebagaimana firman-Nya :
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ
وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jadilah (orang) pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan
yang makruf serta jangan pedulikan orang orang yang bodoh. (Q.S al A’raf 199)
Ketahuilah bahwa puncak keutamaan memaafkan
bagi seorang hamba adalah MEMPEROLEH
AMPUNAN ALLAH TA’ALA. Allah Ta’ala berfirman :
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ
أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang
dada. Apakah kamu tidak menginginkan ALLAH MENGAMPUNIMU dan Allah Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22).
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata
: Hendaklah setiap orang memiliki sifat mudah memaafkan yang lain. Tidak semua
isu yang sampai ke telinganya ia terima mentah mentah. Lantas dia membenci
orang yang menyuarakan isu yang tidak menyenangkan itu.
Hendaklah setiap
orang memiliki sifat pemaaf. Karena Allah Ta’ala sangat menyukai orang yang
memiliki sikap mulia tersebut, yang mudah memaafkan orang lain. Lantaran itu,
ia akan diberi ganjaran. Karena jika dibalas dengan saling mempermalukan dan
menjatuhkan pasti konflik yang terjadi tak kunjung usai. Permusuhan akan tetap
ada. Jika dibalas dengan diam, rampunglah perselisihan yang sedang
berkecamuk. (Syarh Riyadhus Shalihin).
Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.083)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.