Jangan Biarkan Dirimu Jatuh Cinta
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya selalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan aku pun bertemu.
(silakan anda baca sendiri kisah tersebut)
Jika dilihat dari berbagai sebab jatuh cinta, keseluruhan merupakan suatu dosa diantaranya yaitu berkhalwat, ikhtilath, tidak menjaga komunikasi dan tidak menundukkan pandangan kepada selain mahram. Ini merupakan dosa-dosa penyebab mengapa kita bisa jatuh cinta. Entah mengapa, menjaga diri dari dosa-dosa tersebut kini menjadi sebuah aib bagi yang menjalankannya. Kadang di sebut ansos (anti sosial), kuno, gak gaul, dan macam-macam kata kurang nyaman di dengar lainnya. Cukuplah penghibur hati bagi siapa yang di jauhi karena berusaha menjunjung tinggi syariat dengan sebuah hadits Rasulullah :
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)
Ciri seorang remaja muslim yang baik, bukan di lihat sebarapa banyak orang yang sudah ia kenal baik laki-laki maupun perempuan, melainkan sebarapa kokoh dirinya memegang Islam di hatinya walau harus ia berjalan sendiri. Sebagaimana ucapan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu : “Yang disebut jama’ah adalah jika (engkau) mengikuti kebenaran, walau ia seorang diri.” (Dikeluarkan oleh Al Lalikai dalam Syarh I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah 160 dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq 2/ 322/ 13). Sungguh sangat sulit duhai saudaraku, untuk menjalankan amanah ini seperti halnya menggenggam bara api.
“Akan tiba suatu masa pada manusia, siapa di antara mereka yang bersikap sabar demi agamanya, ia ibarat menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi dari sahabat Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu)
- laki-laki yang baik bukanlah seseorang yang mudah membuat seorang wanita jatuh cinta (dg sebab diatas) dan bukan pula begitu mudah mengagumi seorang wanita hingga ada wanita yang menjadi pendampingnya secara syar’i. Kebaikannya kepada wanita, bukan karena selalu tersenyum dan memberikan salam, menegur, selalu berada di samping untuk membantunya, atau menjadi sahabat yang selalu bersamanya. Melainkan, seorang laki-laki yang baik kepada wanita (yang bukan mahram) adalah ia yang berusaha menjauhinya, tidak menatapnya, dan tidak mengobrol dengannya meski terkadang harus mengiris hati. Cukup bagi dirinya sebuah nasihat dari seorang yang mulia -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
“Aku tidak meninggalkan satupun fitnah sepeninggalku yang lebih membahayakan para lelaki kecuali para wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)
- Begitupula dengan seorang wanita yang baik, yaitu wanita yang tidak merasa bangga dengan parasnya yang membuat para laki-laki terpanah, jilbabnya bukan ia niatkan untuk mendeklarasi keshalihannya di hadapan manusia, kelembutanya terstruktur rapi bagi orang-orang yang tepat menerimanya dan ia lebih memilih untuk tidak di kenal di kalangan laki-laki untuk menjaga diri dan agamanya. Diantara hadits yang berusaha untuk ia pegang,
Rasulullah bersabda, “Aku tidak melihat wanita yang kurang akalnya dan agamanya yang dapat menghilangkan kemauan keras lelaki yang tegas daripada seorang di antara kamu” (HR.Bukhari-Muslim)
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim: 1467)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.