JIKA SESEORANG BERADA
DALAM PERBUATAN YANG DIMURKAI ALLAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ketahuilah bahwa di zaman ini ada sebagian
saudara kita yang masih berada dalam perbuatan buruk, berbuat dosa dan
mendatangkan murka Allah Ta’ala. Nah, ketika berada dalam keadaan yang buruk ini maka paling utama untuk dikedepankan
adalah :
Pertama : Bersegera memohon ampun dan bertaubat dengan
sebenar benarnya. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam
firman-Nya :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabb-mu dan
mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi
orang orang yang bertakwa. (Q.S Ali Imran 133).
Para ulama tafsir menjelaskan makna kata
bersegeralah dalam ayat ini. Imam al Baghawi berkata :
Bahwa makna bersegeralah dalam ayat ini adalah : BERSEGERALAH DAN BERGEGASLAH
MENGERJAKAN AMALAN AMALAN YANG BISA MENDATANGKAN PENGAMPUNAN. (Kitab Tafsir al
Baghawi).
Sementara itu Imam al Qurthubi berkata
bahwa makna bersegeralah dalam ayat ini adalah : BERSEGERA MENGERJAKAN HAL HAL
YANG BISA MENDATANGKAN PENGAMPUNAN, YAITU KETAATAN.(Kitab Tafsir al Qurthubi).
Kenapa harus bersegera ?. Ketahuilah bahwa kematian akan
datang tiba tiba. Sehat atau sakit tidaklah
merupakan landasan dalam hal kematian. Ada orang bijak
memberi nasehat : Sehat tidaklah menjauhkan seseorang dari kematian dan sakit
tidaklah mendekatkan seseorang kepada kematian.
Masih muda tidaklah menjauhkan seseorang dari kematian dan
sudah tua tidaklah mendekatkan seseorang dari kematian. Semua terjadi adalah atas kehendak Allah Ta’ala semata.
Selain itu ketahuilah wahai oran orang
yang bertubat bahwa Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam memberi kabar baik bagi kalian, yaitu yaitu sebagaimana sabda
beliau :
التَّائِبُ
مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
Orang yang betaubat dari suatu dosa
seakan akan dia tidak pernah berbuat dosa sama sekali. (H.R Ibnu Majah,
dihasankan oleh Syaikh al Albani)..
Kedua :
Bersegera melakukan amal shalih.
Ketika seseorang telah sungguh sungguh
memohon ampun dan bertaubat maka wajib pula baginya untuk
bersegera melakukan amal shalih yang mungkin selama belum sempurna dan tertinggal.
Ketahuilah bahwa yang akan menyelamatkan
manusia di akhirat kelak adalah RAHMAT ALLAH dan amalan shalih yang dilakukan
di dunia dengan LANDASAN IMAN. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ
Sungguh orang orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih mereka akan mendapat surga yang mengalir di bawahnya
sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11)
Ketiga :
Meninggalkan lingkungan buruk menuju lingkungan orang orang shalih.
Selanjutnya seorang yang telah sungguh
sungguh memohon ampun dan bertaubat maka haruslah tetap memperkokoh azzam atau
tekadnya dalam bertaubat kepada Allah dengan mencari lingkungan yang shalih.
Bergaul dengan orang-orang shalih. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
mengingatkan :
Dalam satu hadits yang cukup panjang
yaitu kisah seorang yang telah membunuh 100 nyawa terdapat dua pesan utama
yaitu bertaubat dan mencari lingkungan yang shalih. tertera dalam
hadits Nabi yang panjang mengajarkan dua hal itu. “Pergilah ke
negeri ini dan ini karena di sana ada manusia-manusia yang menyembah Allah
Ta’ala. Maka sembahlah Allah bersama mereka, dan jangan pernah lagi kembali ke
negerimu karena ia adalah negeri yang buruk.” (H.R Imam Bukhari dn
Imam Muslim).
Tentang hadits ini, Ibnu ‘Allan
rahimahullah berkata : Di dalam hadits ini ada anjuran untuk
berlepas diri dari teman yang buruk, memutus hubungan dengan mereka selama
mereka masih tetap seperti itu, dan mengganti mereka dengan bersahabatkan
orang-orang yang baik, rajin beribadah dan wara’ serta orang-orang yang bisa
dijadikan teladan, dan bersahabat dengan orang-orang yang mendatangkan manfaat. Agar taubatnya
semakin mantap dan kuat, karena setiap orang akan meniru temannya. (Dalilu
al-Falihin li Thuruqi Riyadhi ash-Shalihin).
Sungguh, Rasulullah telah mengingatkan
agar seseorang memilih teman akrab, yaitu sebagaimana sabda beliau :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang
itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah seorang di antara
kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman akrab. (H.R Abu
Dawud dan at Tirmidzi).
Wallahu
A’lam. (3.395).

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.