Uncategorized

JANGAN DICELA JIKA SESEORANG LALAI DALAM BERIBADAH

 

JANGAN DICELA JIKA
SESEORANG LALAI DALAM BERIBADAH

Disusun
oleh : Azwir B. Chaniago



Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah
menyuruh orang orang beriman  untuk
saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa serta melarang saling tolong
menolong dalam berbuat dosa. Allah Ta’ala berfirman :
 

وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebaikan dan takwa. Dan jangan tolong menolog dalam berbuat dosa
dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya.
(Q.S al Maidah 2).

Imam al Qurthubi  dalam kitab
Tasirnya tentang TA’AWUN yaitu tolong menolong yang dimaksud dalam surat al
Maidah ayat 2 menyebutkan beberapa aplikasinya : (1) Seorang berilmu menolong
manusia dengan ilmunya. (2) Seorang yang berharta menolong manusia dengan
hartanya. (3) Seorang pemberani menolong manusia dengan keberaniannya berjuang
di jalan Allah dan yang lainnya. Masing masing orang membantu orang lain sesuai
kapasitas dan kemampuannya.

Syaikh as Sa’di berkata : “Dan
tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa”, 
maksudnya
hendaknya sebagian dari kamu membantu sebagian yang lain dalam kebaikan. Dan
kebaikan adalah nama yang mengumpulkan segala perbuatan, baik lahir ataupun
bathin, baik hak Allah maupun hak manusia, YANG DICINTAI DAN DIRIDHAI OLEH
ALLAH. Dan takwa di sini adalah nama yang  mengumpulkan sikap
meninggalkan segala perbuatan (buruk)  lahir dan bathin YANG DIBENCI
OLEH ALLAH DAN RASUL-NYA.

“Dan
janganlah kamu saling tolong menolong dalam perbuatan dosa”,
 yaitu
saling mendorong melakukan kemaksiatan dimana pelakunya memikul beban dosa yang
berat. “Dan pelanggaran”, yaitu pelanggaran terhadap manusia
pada darah, harta dan kehormatan mereka. Seorang hamba wajib menghentikan diri
dari segala kemaksiatan dan kezhaliman dan juga menolong orang lain untuk
meninggalkannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Tentang
keutamaan menolong saudara sesama muslim, disebutkan Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari Abu Hurairah :
 

وَاللَّهُ
فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Allah
senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya.
 (H.R
Imam Muslim).

 

Ketahuilah bahwa tolong menolong itu semakin terasa
penting karena persaudaraan sebagai orang beriman.  Allah Ta’ala berfirman
:
 

إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
 

Sesungguhnya orang beriman itu
bersaudara. (Q.S al Hujurat 10).

 

Oleh karena itu ketika melihat ada saudara saudara
kita yang lalai  atau kurang bersemangat
dalam melakukan ibadah atau amal shalih maka :

Pertama : Jangan sekali kali mencelanya.

Sungguh
Allah Ta’ala  telah melarang sifat yang buruk ini, sebagaimana firman-Nya
:

وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا
بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ
يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Janganlah
kamu SALING MENCELA SATU SAMA LAIN dan janganlah saling memanggil dengan gelar
gelar yang buruk. Seburuk buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik)
setelah beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, Maka mereka itulah
orang-orang yang zhalim. (Q.S. al Hujraat  11)

Syaikh
Abdurrahman as Sa’di rahimahullah berkata : Dalam ayat ini terdapat
penjelasan tentang sebagian hak seorang mukmin dengan mukmin yang lain. Yaitu
janganlah sekelompok orang mencela sekelompok yang lain baik dengan kata kata
ataupun perbuatan yang mengandung makna merendahkan saudara sesama muslim.

Perbuatan
ini TERLARANG DAN HARAM HUKUMNYA. Perbuatan ini menunjukkan bahwa orang
yang mencela itu merasa kagum dengan dirinya sendiri (Tafsir Taisir Karimir
Rahman).

Kedua
: Jika memungkinkan beri nasehat secara langsung.

Allah Ta’ala mengingatkan bahwa saling
menasehati adalah merupakan salah satu jalan bagi manusia untuk menjauhkan diri
 dari kerugian. Allah Ta’ala berfirman :

وَٱلْعَصْرِ إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ   

إِلَّا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam
kerugian kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan
saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Q.S al
‘Ashr 1-3)

Diantara adab memberi nasehat adalah
secara langsung.  Ini adalah cara paling
efektif dan paling bermanfaat bahkan paling beradab  dalam memberi
nasehat kepada seseorang. Ketika seseorang diberi nasehat terhadap
kekurangannya dalam melakukan ibadah atau yang lainnya lakukanlah secara  sembunyi sembunyi atau empat mata.

Ketika dilakukan dihadapan orang banyak
bisa jadi yang diberi nasehat merasa direndahkan atau dilecehkan. Akibatnya
nasehat bisa jadi tak bermanfaat.

Ibnu
Hibban berkata :  (Memberi) nasehat itu merupakan kewajiban manusia
semuanya tetapi haruslah disampaikan secara rahasia, tidak boleh tidak. Sebab
barangsiapa yang menasehati saudaranya di hadapan orang lain maka (bisa)
berarti dia telah mencelaya.

Dan
barangsiapa yang menasehati saudaranya secara rahasia maka dia telah
memperbaikinya. Sesungguhnya penyampaian dengan penuh perhatian kepada saudara
sesama muslim adalah kritik yang membangun. Lebih besar kemungkinannya
diterima. (Al Farqu Baina an Nashihah, sebagaimana dinukil dalam Kitab Tepat
Memberi Nasehat).

Selain
itu memberi nasehat hendaklah dengan lemah lembut dan memilih kalimat kalimat
terbaik. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ
فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ

Wahai
Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam
semua urusan. (H.R Imam Bukhari, dari Aisyah)

Sungguh
sikap lemah lembut akan menghiasi segala sesuatu yaitu sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam :

مَا كَانَ الرِّفْقُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ, وَمَا
كَانَ الْعُنْفُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

Tidaklah
lemah lembut dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah sikap keras
dalam segala sesuatu kecuali dia akan merusaknya. (H.R Imam Muslim)

Ketiga
: Mendoakan kebaikan baginya.

Mendoakan saudara sesama muslim adalah
sangat dianjurkan dalam syariat Islam dan ini sebagai bukti persaudaraan yang kuat.
Nah, ketika seorang muslim mendoakan saudaranya yang tidak sedang bersamanya
maka doanya diijabah dan juga mendapat doa dari malaikat. Rasulullah Salallahu
‘alaihi wasallam bersabda :

 

 إن دعوة المرء المسلم مستجابة لأخيه
بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين، ولك بمثل”. قال:
فلقيت أبا الدرداء في السوق، فقال مثل ذلك.

Doa seorang Muslim untuk saudaranya
dalam keadaan zhahril gaib (tidak bersama saudara yang didoakan) mustajab,
(dan) di atas kepalanya (orang yang mendoakan) ada Malaikat yang diutus, setiap
kali orang itu berdoa untuk kebaikan saudaranya, maka Malaikat itu akan berkata
: Aamiin, dan bagimu seperti yang engkau minta juga. (H.R Imam Muslim).

Selain
itu, ketahuilah bahwa mendoakan saudara sesama muslim adalah PERBUATAN BAIK dan
setiap perbuatan baik akan akan dibalas dengan kebaikan pula. Allah Ta’ala
berfirman :

   هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak
ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula). Q.S ar Rahman 60.

Wallahu A’lam. (3.378).


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top