Tanya Jawab

Hukum Membaca Al-Qur’an Tanpa Hukum Tajwid

MEMBACA AL QUR’AN TANPA HUKUM TAJWID

Hukum Membaca Al-Qur'an Tanpa Hukum Tajwid

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :

Pertanyaan :

Bolehkah seorang muslim membaca Al-Qur’an tanpa memenuhi ketentuan pada sebagian hukum-hukum tajwid?

Jawaban :
Iya, demikian itu boleh, jika tidak ada lahn (kesalahan) padanya. Jika melakukan kesalahan di dalamnya, maka wajib baginya meluruskan kesalahan tersebut.

Adapun tajwid, maka tidaklah wajib. Tajwid adalah memperbagus lafazh saja. Dan memperbagus lafazh pada Al-Qur’an tidak diragukan lagi bahwa itu adalah baik dan bahwa itu lebih sempurna dalam memperbagus bacaan.

Akan tetapi (menganggap) wajib, dimana kita mengatakan bahwa orang yang tidak membaca Al-Qur’an dengan tajwid maka dia berdosa, merupakan pendapat yang tidak ada dalilnya.

Bahkan dalil yang ada justru menyelisihinya. Bahkan sungguh Al-Qur’an diturunkan diatas tujuh dialek, sampai dahulu masing-masing manusia membacanya dengan gaya bahasanya (masing-masing). Kecuali setelah dikhawatirkan muncul perselisihan dan perpecahan diantara kaum muslimin, maka kaum muslimin menyatukan bacaan diatas gaya bahasa Quroisy, di masa Amirul Mu’minin Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Dan ini termasuk kemulian beliau, prestasi dan perhatian yang bagus dari beliau, di masa kepemimpinan beliau, yaitu mengumpulkan manusia diatas dialek yang satu, agar tidak terjadi perselisihan.

Dan kesimpulannya, bahwa membaca dengan tajwid bukanlah wajib, dan yang wajib hanyalah membaca dengan tepat harokat-harokatnya dan mengucapkan huruf sebagaimana mestinya. Sehingga tidak mengganti ro’ dengan lam, misalnya. Tidak pula (mengganti) dzal dengan zai, dan yang semisal itu. Inilah yang terlarang.

Fatawa Nur ‘Alad Darb Libni Utsaimin: 2/157

==================

BACA: Hukum Membaca Quran Bersama Suara Qori’

๐Ÿ”ธุงู„ุดูŠุฎ ุฅุจู† ุนุซูŠู…ูŠู† ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡:

๐Ÿ”˜ ุงู„ุณุคุงู„:
ู‡ู„ ูŠุฌูˆุฒ ู„ู„ู…ุณู„ู… ุฃู† ูŠู‚ุฑุฃ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุฏูˆู† ุงู„ุงู†ุถุจุงุท ุจุจุนุถ ุฃุญูƒุงู… ุงู„ุชุฌูˆูŠุฏุŸ

๐Ÿ”˜ ุงู„ุฌูˆุงุจ:
ู†ุนู… ูŠุฌูˆุฒ ุฐู„ูƒ ุฅุฐุง ู„ู… ูŠู„ุญู† ููŠู‡ ูุฅู† ู„ุญู† ููŠู‡ ูุงู„ูˆุงุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุชุนุฏูŠู„ ุงู„ู„ุญู†

ูˆุฃู…ุง ุงู„ุชุฌูˆูŠุฏ ูู„ูŠุณ ุจูˆุงุฌุจ ุงู„ุชุฌูˆูŠุฏ ุชุญุณูŠู† ู„ู„ูุธ ูู‚ุท ูˆุชุญุณูŠู† ุงู„ู„ูุธ ุจุงู„ู‚ุฑุขู† ู„ุง ุดูƒ ุฃู†ู‡ ุฎูŠุฑ ูˆุฃู†ู‡ ุฃุชู… ููŠ ุญุณู† ุงู„ู‚ุฑุงุกุฉ

ู„ูƒู† ุงู„ูˆุฌูˆุจ ุจุญูŠุซ ู†ู‚ูˆู„ ู…ู† ู„ู… ูŠู‚ุฑุฃ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุจุงู„ุชุฌูˆูŠุฏ ูู‡ูˆ ุขุซู… ู‚ูˆู„ ู„ุง ุฏู„ูŠู„ ุนู„ูŠู‡

ุจู„ ุงู„ุฏู„ูŠู„ ุนู„ู‰ ุฎู„ุงูู‡ ุจู„ ุฅู† ุงู„ู‚ุฑุขู† ู†ุฒู„ ุนู„ู‰ ุณุจุนุฉ ุฃุญุฑู ุญุชู‰ ูƒุงู† ูƒู„ ู…ู† ุงู„ู†ุงุณ ูŠู‚ุฑุคู‡ ุจู„ุบุชู‡ ุฅู„ุง ุฃู†ู‡ ุจุนุฏ ุฃู† ุฎูŠู ุงู„ู†ุฒุงุน ูˆุงู„ุดู‚ุงู‚ ุจูŠู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆุญุฏ ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ููŠ ุงู„ู‚ุฑุงุกุฉ ุนู„ู‰ ู„ุบุฉ ู‚ุฑูŠุด ููŠ ุฒู…ู† ุฃู…ูŠุฑ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ุนุซู…ุงู† ุจู† ุนูุงู† ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ูˆู‡ุฐุง ู…ู† ูุถุงุฆู„ู‡ ูˆู…ู†ุงู‚ุจู‡ ูˆุญุณู† ุฑุนุงูŠุชู‡ ููŠ ุฎู„ุงูุชู‡ ุฃู† ุฌู…ุน ุงู„ู†ุงุณ ุนู„ู‰ ุญุฑู ูˆุงุญุฏ ู„ุฆู„ุง ูŠุญุตู„ ุงู„ู†ุฒุงุน

ูˆุงู„ุฎู„ุงุตุฉ ุฃู† ุงู„ู‚ุฑุงุกุฉ ุจุงู„ุชุฌูˆูŠุฏ ู„ูŠุณุช ุจูˆุงุฌุจุฉ ูˆุฅู†ู…ุง ุงู„ูˆุงุฌุจ ุฅู‚ุงู…ุฉ ุงู„ุญุฑูƒุงุช ูˆุงู„ู†ุทู‚ ุจุงู„ุญุฑูˆู ุนู„ู‰ ู…ุง ู‡ูŠ ุนู„ูŠู‡ ูู„ุง ูŠุจุฏู„ ุงู„ุฑุงุก ู„ุงู…ุง ู…ุซู„ุง ูˆู„ุง ุงู„ุฐุงู„ ุฒุงูŠุงู‹ ูˆู…ุง ุฃุดุจู‡ ุฐู„ูƒ ู‡ุฐุง ู‡ูˆ ุงู„ู…ู…ู†ูˆุน.

[ ูุชุงูˆู‰ ู†ูˆุฑ ุนู„ู‰ ุงู„ุฏุฑุจ ู„ุงุจู† ุนุซูŠู…ูŠู† : 2/157 ]

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ๐Ÿ“šโโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข
Majmu’ah Ashhaabus Sunnah
Channel telegram: https://tlgrm.me/ashhabussunnah


Audio Ilmu Tajwid untuk Pemula



HUKUM TAJWID DALAM BACAAN SELAIN AL-QUR’AN


ย As -Sheikh Ibnu Utsaimin Rohimahulloh .

Penanya : ย 

“Apakah hukum melantunkan bacaan dengan tajwid pada selain bacaan al-qur’an, seperti melantunkan hadits-hadits nabi sholallohu a’laihi wasalaam dan selainnya …. ” ?

Jawab :


“Ulama masa kini berpendapat akan tafsir firmannya :

“sesungguhnya ada sebagian kelompok dari mereka membaca dengan lisan-lisan mereka (sebuah kalimat) supaya kalian mengira itu bagian dari kitab ….” . (Ali Imron : 78).

Sebagian Ahlul ilmi terkini menyebutkan : masuk dalam hal itu adalah jika seseorang melantunkan selain bacaan Al -Qur’an seperti melantunkan Al-Qur’an, seperti membaca hadits-hadits nabi sholallohu alaihi wasalaam laksana membaca Al-Qur’an, atau membaca perkataan ulama seperti membaca Al-Qur’an .

Dengan ini maka tidak boleh melantunkan suatu ucapan selain Al-Qur’an seperti melantunkan bacaan Al-Qur’an .

Terlebih dihadapan kaum muslimin keumuman yang mereka tidak mampu membedakan antara ayat dan selainnya kecuali dengan lantunan-lantunan dan bacaan .

๐Ÿ“‹. ูุชูˆู‰ ู†ูˆุฑ ุนู„ู‰ ุงู„ุฏุฑุจ (ุดุฑูŠุท 212)

Abul Hasan Al -Wonogiry .

WA TIC
Tholibul Ilmi Cikarang
http://walis-net.blogspot.co.id/2015/04/hukum-tajwid-dalam-bacaan-selain-al.html


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top