Islamedia – Seruan keras datang dari Forum Dokter dan Tenaga Kesehatan untuk Palestina (FODKES Palestina) menyusul meningkatnya jumlah korban jiwa di Gaza. Dalam pernyataannya pada Senin (7/4/2025) mewakili FODKES Palesina, Dokter Piprim Basarah Yanuarso menyampaikan data mencengangkan: lebih dari 50 ribu warga Gaza telah tewas sejak agresi militer Israel berlangsung, termasuk ribuan anak dan perempuan.
“Hingga 7 April 2025, jumlah korban tewas di Gaza mencapai 50.669 jiwa, termasuk hampir 18 ribu anak-anak dan lebih dari 13 ribu perempuan. Ini tragedi kemanusiaan yang luar biasa besar,” kata dr. Piprim dalam aksi solidaritas tenaga kesehatan di Jakarta.
Yang paling memilukan, menurutnya, sebanyak 1.516 tenaga medis juga tercatat menjadi korban keganasan militer Israel. Padahal, para tenaga medis tersebut tengah menjalankan misi kemanusiaan, bukan terlibat dalam pertempuran.
Lebih jauh, dr. Piprim menyoroti lumpuhnya sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza. “Dari puluhan rumah sakit yang ada, hanya 17 yang masih bisa beroperasi secara terbatas. Itu pun tanpa pasokan listrik, obat, dan alat medis yang memadai,” ujarnya prihatin.
Ia menegaskan bahwa apa yang terjadi di Gaza bukan lagi sekadar konflik politik atau perang biasa. “Kami tidak bisa tinggal diam melihat rekan sejawat dibantai dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Ini bukan sekadar konflik, ini adalah pembantaian dan pelanggaran HAM,” tegasnya.
Aksi yang digelar di kawasan Sarinah hingga Bundaran HI itu menjadi momentum penting bagi para dokter dan tenaga kesehatan Indonesia untuk bersatu menyuarakan keadilan. Dengan tema “Protect Them!”, aksi tersebut menyoroti pentingnya perlindungan terhadap tenaga medis dan relawan kemanusiaan.
“Tenaga kesehatan seharusnya dilindungi, bukan dijadikan target. Ambulans dan rumah sakit bukan sasaran tembak,” kata dr. Piprim, merujuk pada insiden 24 Maret 2025 di mana 15 tenaga medis Palestina ditembak oleh tentara Israel.
FODKES Palestina pun mendesak komunitas internasional untuk segera mengambil langkah konkret. Mereka menyerukan penguatan tekanan diplomatik, penghentian pasokan senjata ke Israel, hingga upaya hukum internasional untuk menindak pihak yang bertanggung jawab.
Aksi damai tersebut juga diisi dengan doa bersama dan konvoi ambulans sebagai simbol penghormatan bagi tenaga medis yang gugur. Peserta aksi membawa poster bertuliskan “Gaza Urusan Kita Juga” dan “Ambulans Bukan Target”, menegaskan bahwa tragedi ini adalah urusan seluruh umat manusia.
“Kalau dunia medis diam, maka yang mati bukan hanya tubuh manusia di Gaza, tapi juga hati nurani kita bersama,” pungkas dr. Piprim dalam orasi penutupnya.[islamedia/mr]

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.