Artikel

Cara Mencintai Allah (Hikmah Kisah Majnun Laila dan Robiatul Adawiyah)

Oleh: Al-Faqir Abu Muhammad


bersamaislam.com Bismillah, Cinta dalam bahasa arab adalah mahabbah, akar katanya ialah habba-yahibbu-mahabbatan. Dari asal kata yang sama dengan al-hubb (biji). Maka cinta itu ibarat sebuah biji, dimana kita letakkan atau tanam biji itu, disitulah akan tumbuh tanaman. Letakkan biji itu pada tanah kering, maka layu dan mati biji itu, letakkan ia pada tanah yang subur maka pohon yang kokoh dan segar akan tumbuh dengan indah disana. Begitu juga dengan cinta, salah sedikit cinta bersandar maka layu dan mati hati kita, pun sebaliknya jika benar sandarannya maka cinta sejati tidak akan pernah mati.

Pembahasan cinta adalah pembahasan yang sulit dan rumit, karna ini adalah masalah hati. Dahsyatnya pengaruh cinta pada kehidupan ini, hingga saja membuat banyak manusia menjadi stress dan hilang akal.
Seperti kisah yang sangat melegenda, yakni kisah tentang perjalanan cinta dari Qois (atau biasa disebut majnun) dengan seorang wanita berambut hitam pekat bernama laila. Banyak cerita diluar nalar manusia normal yang mengisahkan betapa dahsyatnya cinta yang dimiliki Qois untuk Laila, salah satunya mungkin pernah kita dengar, yaitu tentang Majnun dan tembok-tembok rumah.
    Suatu ketika Majnun sedang berjalan santai disebuah kota, lalu kemudian secara tiba-tiba ia ciumi seluruh tembok-tembok di kota tersebut, ketika ditanya tentang apa yang dia lakukan, maka Qois menjawab (dengan seluruh kegilaannya) dengan sebuah syair yang dikemudian hari syair itu menjadi pelajaran yang sangat penuh akan hikmah dan manfaat, begini bunyinya :

أمر على الديار ديار ليلى 

tatkala ku lewati kota laila

أقبل ذا الجدار وذا الجدار

ku ciumi tembok dikota itu satu persatu

وما حب الديار شغفن قلبي 

bukanlah karena aku cinta pada kota itu, yang membuat berguncang hatiku

 ولكن حب من سكن الديار

melainkan karena dia, penghuni kota itu.

    SubhanaAllah, ketika pertama kali saya (penulis) membaca syair itu, masyaAllah, segini besarnya dampak yang disebabkan oleh cinta, ini baru cinta makhluk ke sesama makhluk, saya berpikir bagaimana kalau cinta makhluk kepada sang Khalik? Seharusnya jauh lebih dahsyat dan hebat lagi. Maka tak heran jika banyak dari golongan sufi yang sudah mencapai tingkat ma’rifatullah, mereka begitu besar cintanya kepada Allah, sebut saja imam Ghozali, syaikh Abdul Qodir al-Jailani, dan Rabiatul Adawiyah, mereka adalah tokoh-tokoh besar sufi yang cintanya kepada Allah sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Bahkan Rabiatul Adawiyah pernah membuat syair yang sangat mengerikan, yakni dalam bahasa indonesia berbunyi:
” Ya Allah jika aku menyembah-Mu karena aku takut neraka,maka bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, tutuplah rapat-rapat pintu surga itu untukku. Tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, maka aku mohon Ya Allah jangan pernah Engkau palingkan keindahan wajah-Mu yang abadi dari padaku.”

MasyaAllah, begitu besarnya cinta ia kepada Allah sampai-sampai tak ada yang mendasari ia dalam melakukan ibadah selain karena cintanya kepada sang ilahi.

    Kita sebagai manusia biasa tentu heran dengan fenomena itu, dan menjadi teka-teki yang barangkali susah untuk dipecahkan, bagaimana cara mereka bisa mencintai Allah sedemikian dalamnya? 


    Jika ada sesuatu yang paling berhak kita cintai, maka ia adalah Allah. Tuhan pencipta alam semesta, yang memelihara serta menjaga seluruh ciptaan-Nya tanpa rasa kantuk dan bosan. Jika sekali saja Allah palingkan pandangan-Nya dari alam ini, maka luluh lantah seluruh langit, bumi, beserta isinya. Maha suci Allah dengan segala kesempurnaan-Nya.
CARA MENCINTAI ALLAH:
1. Kenali diri sendiri
    ketika kita mengenali diri kita sendiri maka disitu kita akan mengenali Allah. Maksudnya? Begini semakin kita kenal dan paham tentang diri kita, tentang bagaimana lemahnya kita, bagaimana terbatasnya kemampuan dan kekuatan kita, disitu kita akan semakin mengenal Allah yang maha segalanya, maha sempurna dan tak punya batas atas segala yang ada pada dirinya. Allah kuasa menghidupkan yang mati, Allah kuasa memuliakan rakyat jelata tanpa menjadikan ia raja, Allah kuasa mencabut semua kerajaan-kerajaan dari penguasaan tangan-tangan kotor, dan kuasa kuasa yang lain yang jika kita sebutkan maka tidak akan cukup meskipun seluruh laut menjadi tinta dan seluruh pohon menjadi pena bahkan jika ditambah lagi tujuh kali yang demikian itu maka tetap tidak akan cukup untuk menuliskan betapa Maha Kuasanya Allah.

2. Mencari ilmu

    Mencari ilmu adalah salah satu syarat agar kita bisa mencapai maqam ma’rifatullah (mengenali Allah), karena tak mungkin bisa kita mencintai sesuatu sebelum kita tahu dan kenal dengan sesuatu itu. Sebagai perumpamaan adalah, tak mungkin seorang suami bisa mencintai istrinya jikalau ia tak pernah mengenalnya bahkan tak pernah tahu tentang istrinya itu, jikalau ia mencintainya pasti itu karena ia telah mengenalnya terlebih dahulu baik sebelum menikah ataupun setelahnya, syarat utamanya adalah kenal. Maka kenal itu harus tahu, dan tahu itu adalah dengan cara mencari. Maka tuntutlah ilmu!!
3. Mengenal Allah
    Seperti yang sudah disebutkan tadi, syarat utama cinta adalah kenal, maka pada tips ke-tiga ini yang kami maksudkan adalah mengenali tentang kehebatan dan kesempurnaan Allah, bagaimana kuasanya Ia tidak pernah mengantuk apalagi tidur, betapa hebatnya Allah dapat mengatur seluruh alam semesta ini tanpa bantuan dari seorangpun, dan lain sebagainya.
    Jika boleh kita peringkas, maka rumus mencintai Allah adalah BELAJAR + KENAL = CINTA
Demikian, semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top