Pembahasan cinta adalah pembahasan yang sulit dan rumit, karna ini adalah masalah hati. Dahsyatnya pengaruh cinta pada kehidupan ini, hingga saja membuat banyak manusia menjadi stress dan hilang akal.
Seperti kisah yang sangat melegenda, yakni kisah tentang perjalanan cinta dari Qois (atau biasa disebut majnun) dengan seorang wanita berambut hitam pekat bernama laila. Banyak cerita diluar nalar manusia normal yang mengisahkan betapa dahsyatnya cinta yang dimiliki Qois untuk Laila, salah satunya mungkin pernah kita dengar, yaitu tentang Majnun dan tembok-tembok rumah.
Suatu ketika Majnun sedang berjalan santai disebuah kota, lalu kemudian secara tiba-tiba ia ciumi seluruh tembok-tembok di kota tersebut, ketika ditanya tentang apa yang dia lakukan, maka Qois menjawab (dengan seluruh kegilaannya) dengan sebuah syair yang dikemudian hari syair itu menjadi pelajaran yang sangat penuh akan hikmah dan manfaat, begini bunyinya :
أمر على الديار ديار ليلى
tatkala ku lewati kota laila
أقبل ذا الجدار وذا الجدار
ku ciumi tembok dikota itu satu persatu
وما حب الديار شغفن قلبي
bukanlah karena aku cinta pada kota itu, yang membuat berguncang hatiku
ولكن حب من سكن الديار
melainkan karena dia, penghuni kota itu.
SubhanaAllah, ketika pertama kali saya (penulis) membaca syair itu, masyaAllah, segini besarnya dampak yang disebabkan oleh cinta, ini baru cinta makhluk ke sesama makhluk, saya berpikir bagaimana kalau cinta makhluk kepada sang Khalik? Seharusnya jauh lebih dahsyat dan hebat lagi. Maka tak heran jika banyak dari golongan sufi yang sudah mencapai tingkat ma’rifatullah, mereka begitu besar cintanya kepada Allah, sebut saja imam Ghozali, syaikh Abdul Qodir al-Jailani, dan Rabiatul Adawiyah, mereka adalah tokoh-tokoh besar sufi yang cintanya kepada Allah sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Bahkan Rabiatul Adawiyah pernah membuat syair yang sangat mengerikan, yakni dalam bahasa indonesia berbunyi:
” Ya Allah jika aku menyembah-Mu karena aku takut neraka,maka bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, tutuplah rapat-rapat pintu surga itu untukku. Tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, maka aku mohon Ya Allah jangan pernah Engkau palingkan keindahan wajah-Mu yang abadi dari padaku.”
MasyaAllah, begitu besarnya cinta ia kepada Allah sampai-sampai tak ada yang mendasari ia dalam melakukan ibadah selain karena cintanya kepada sang ilahi.
Kita sebagai manusia biasa tentu heran dengan fenomena itu, dan menjadi teka-teki yang barangkali susah untuk dipecahkan, bagaimana cara mereka bisa mencintai Allah sedemikian dalamnya?
Jika ada sesuatu yang paling berhak kita cintai, maka ia adalah Allah. Tuhan pencipta alam semesta, yang memelihara serta menjaga seluruh ciptaan-Nya tanpa rasa kantuk dan bosan. Jika sekali saja Allah palingkan pandangan-Nya dari alam ini, maka luluh lantah seluruh langit, bumi, beserta isinya. Maha suci Allah dengan segala kesempurnaan-Nya.
CARA MENCINTAI ALLAH: