BERAT-RINGAN UJIAN SESUAI TINGKAT KEIMANAN
HAMBA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Kehidupan di dunia, tak mungkin TANPA UJIAN
DAN COBAAN. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa manusia akan diuji,
yaitu sebagaimana firman-Nya :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ
فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ
Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan
hanya dengan mengatakan beriman, dan mereka tidak diuji ?. Dan sungguh, Kami
telah menguji orang orang sebelum mereka maka Allah pasti mengetahui orang
orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang dusta. (Q.S al Ankabuut
2).
Syaikh
as Sa’di berkata : Allah Ta’ala mengabarkan tentang kebijaksanaan atau
hikmah-Nya tidak memastikan bahwa
dirinya adalah seorang beriman dan mengklaim iman bagi dirinya, UNTUK TETAP
SELAMAT DARI COBAAN DAN UJIAN. Tidak menghadapi hal hal yang mengganggu iman
mereka atau cabang cabangnya.
Sebab, kalau perkaranya seperti itu, tentu
tidak dibedakan orang yang jujur, sejati imannya dari orang yang
dusta imannya. Dan juga (tak bisa dibedakan) antara orang yang berpegang kepada
kebenaran dan orang yang berpegang kepada kebathilan. (Tafsir Taisir Karimir
Rahman).
Sungguh Allah Ta’ala Mahabijaksana dalam
memberi ujian kepada hamba hamba-Nya. Ada yang mendapat ujian berat dan ada
yang ringan. Allah Ta’ala tidak membebani seseorang melebihi kemampuannya.
Allah Ta’ala berfirman :
وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا ۖ
Dan Kami tidak membebani seseorang melainkan
menurut kesanggupannya. (Q.S al Mu’minun 62).
Ketika seseorang memiliki iman yang kuat maka
ujian yang akan mendatanginya juga berat sesuai kemampuannya menerima ujian
yang berat. Sementara hamba Allah yang belum kuat imannya maka dia akan didatangi ujian
yang lebih ringan.
Sungguh perkara ini telah dijelaskan
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda beliau. Seorang sahabat
bertanya : Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya ?.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ
فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ
صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى
حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى
عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan
semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila
agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila
agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang
hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam
keadaan bersih dari dosa. (H.R at Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad Darimi dan Imam
Ahmad)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
berkata : Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang
shalih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran
yang besar. (Al Istiqamah).
Imam
Ibnu Katsir berkata : Seorang mukmin itu harus diuji harta dan jiwanya atau
anak keturunan dan keluarganya. Seorang mukmin juga harus diuji tingkat
keagamaannya. Jika agamanya kuat maka akan bertambah pula cobaan yang akan
diterimanya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Al Munawi berkata : Jika seorang mukmin diberi cobaan maka itu
sesuai dengan ketaatan, keikhlasan, dan keimanan dalam hatinya. (Faidhul
Qadir).
Oleh sebab itu maka hamba hamba
Allah teruslah berusaha meningkatkan keimanan serta amal amal shalih.
Ketika datang ujian yang ringan ataupun
berat tetaplah bersabar karena semua itu
adalah ketetapan dari Allah Ta’ala yang akan mendatangkan kebaikan yang banyak.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.103)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.