Dari anggapan ini akhirnya muncul pemahaman tentang arwah nenek moyang yang harus diberi sesaji atau sampai minta pertolongan pada anggapan sosok arwah tersebut.
Akhirnya yang terjadi adalah kemusyrikan. Inilah salah satu bentuk tipu daya syetan.
Syetan membisiki angan-angan kosong, tentang anggapan ruh manusia. Karena pengetahuan ruh hanyaklah Milik Allah saja.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali sedikit.”

a). Roh para nabi.
b). Roh para syuhada.
c). Roh orang mukmin yang saleh.
d). Roh ahli maksiat (orang yang gemar bermaksiat).
- Roh pezina berada di suatu lubang seperti tanur; bagian atasnya sempit, dan bagian bawahnya longgar. Dari bawah tanur ini dinyalakan api, kemudian mereka berlomba-lomba berebut naik ke atas.
- Roh orang yang makan hasil riba berada di sungai darah; dia berenang, berusaha menepi. Ketika hampir sampai ke tepi, dia dilempari batu, kemudian dia berbalik lagi ke tengah.
- Roh tukang bohong akan digantung, kemudian mulutnya dirobek sampai ke tengkuk.
- Semua ini disebutkan dalam hadis sahih yang diriwayatkan Bukhari.
e). Roh orang kafir.
Karena pada dasarnya ketika manusia mati maka dia telah meninggalkan kehidupan dunia ini, tinggal menunggu Hari Akhir sebagai pembalasan.
Secara logika sederhana, jika memang ruh manusia masih tinggal di dunia ini dan dapat berinteraksi dengan manusia yang masih hidup tentu lebih baik menjadi ruh, sebagaimana angan-angan manusia bahwa ruh memiliki kekuatan hebat.
Manusia ditipu oleh syetan dari bangsa Jin. Syetan berusaha untuk mengelabui manusia bahwa penampakan-penampakan hantu yang sering diperbincangkan manusia adalah arwah manusia yang gentayangan. Padahal jika memang ada penampakan, pastilah itu ulah syetan sendiri.
Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak. Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut.
“Dialah Allah yang tidak ada illah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”.
“Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.
“Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)”.
Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
Yang termasuk alam Ghaib adalah keberadaan Malaikat, Jin (termasuk syetan), alam kubur dan tentang Surga-neraka.
Sedangkan mengenai Ruh sepatutnya jangan terlalu mempertanyakannya karena sudah jelas dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia hanya diberi pengetahuan sangat sedikit tentang hal tersebut.
Toh, jika kita mengetahui hal tentang ruh kita tidak banyak mengambil banyak manfaatnya. Lebih baik mempelajari hal-hal yang memang diwajibkan seperti mempalajari syariat Islam, seperti, tata cara bersuci, sholat, puasa, zakat dan haji. Ataupun belajar tentang akidah Islam dan Akhlak.

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.