بسم
الله الرحمن الرحيم
الله الرحمن الرحيم
Belajar Mudah Ilmu Tauhid (5)
(Tiga
Landasan Utama, Hakikat Kufur, dan Hakikat Nifak)
Landasan Utama, Hakikat Kufur, dan Hakikat Nifak)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam
semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, sahabatnya, dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, sahabatnya, dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini pembahasan
tentang tiga landasan utama, hakikat kufur, dan hakikat nifak yang kami
terjemahkan dari kitab At Tauhid Al Muyassar karya Syaikh Abdullah bin
Ahmad Al Huwail; semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan
bermanfaat, Allahumma aamiin.
tentang tiga landasan utama, hakikat kufur, dan hakikat nifak yang kami
terjemahkan dari kitab At Tauhid Al Muyassar karya Syaikh Abdullah bin
Ahmad Al Huwail; semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan
bermanfaat, Allahumma aamiin.
Tiga Landasan Utama
Tiga landasan utama itu adalah:
1.  Seorang
hamba mengenal Tuhannya.
hamba mengenal Tuhannya.
2.  Seorang
hamba mengenal agamanya.
hamba mengenal agamanya.
3.  Seorang
hamba mengenal Nabinya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
hamba mengenal Nabinya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tiga landasan inilah yang akan
ditanya di alam kubur.
ditanya di alam kubur.
Landasan pertama, seorang hamba mengenal Tuhannya.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang
perlu diketahui:
perlu diketahui:
a.  
Tuhan kita adalah Allah, Dialah yang mengurus kita dan
mengurus alam semesta dengan nikmat-nikmat-Nya.
Tuhan kita adalah Allah, Dialah yang mengurus kita dan
mengurus alam semesta dengan nikmat-nikmat-Nya.
b.  
Allah Azza wa Jalla Dialah yang berhak disembah, tidak
ada sesembahan bagi kita selain Dia.
Allah Azza wa Jalla Dialah yang berhak disembah, tidak
ada sesembahan bagi kita selain Dia.
c.   
Kita dapat mengenal Tuhan kita melalui ayat(tanda
kekuasaan)-Nya dan makhluk-makhluk-Nya yang besar.
Kita dapat mengenal Tuhan kita melalui ayat(tanda
kekuasaan)-Nya dan makhluk-makhluk-Nya yang besar.
Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
adalah malam dan siang, matahari dan bulan. Sedangkan di antara makhluk-Nya
adalah langit yang tujuh, bumi yang tujuh, dan apa saja yang ada di dalamnya
dan yang berada di antara keduanya.
adalah malam dan siang, matahari dan bulan. Sedangkan di antara makhluk-Nya
adalah langit yang tujuh, bumi yang tujuh, dan apa saja yang ada di dalamnya
dan yang berada di antara keduanya.
Landasan kedua, seorang hamba mengenal agamanya.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang
perlu diketahui:
perlu diketahui:
a.  Agama yang
hanya diterima Allah tidak yang lain adalah agama Islam.
hanya diterima Allah tidak yang lain adalah agama Islam.
b.  
Islam artinya menyerahkan diri kepada Allah dengan
mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan menaati-Nya, dan berlepas diri dari
syirk dan para pelakunya.
Islam artinya menyerahkan diri kepada Allah dengan
mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan menaati-Nya, dan berlepas diri dari
syirk dan para pelakunya.
c.   
Tingkatan agama ada tiga, yaitu (1) Islam, (2) Iman,
(3) Ihsan.
Tingkatan agama ada tiga, yaitu (1) Islam, (2) Iman,
(3) Ihsan.
Landasan ketiga, seorang hamba mengenal Nabinya
Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam.
Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang
perlu diketahui:
perlu diketahui:
a.  Nama dan Nasab
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Hasyim berasal dari Quraisy, dan Quraisy
berasal dari bangsa Arab, sedangkan bangsa Arab adalah keturunan Isma’il bin
Ibrahim Al Khalil.
bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Hasyim berasal dari Quraisy, dan Quraisy
berasal dari bangsa Arab, sedangkan bangsa Arab adalah keturunan Isma’il bin
Ibrahim Al Khalil.
b.  Usia Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau berusia 63 tahun; 40 tahun
sebelum diangkat menjadi nabi, dan 23 tahun setelah menjadi nabi dan rasul.
sebelum diangkat menjadi nabi, dan 23 tahun setelah menjadi nabi dan rasul.
c.  Kenabian dan
kerasulan Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
kerasulan Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau diangkat menjadi nabi dengan
turunnya ayat “Iqra’ (QS. Al ‘Alaq: 1-5), dan diangkat menjadi rasul dengan
turunnya surat Al Muddatstsir.
turunnya ayat “Iqra’ (QS. Al ‘Alaq: 1-5), dan diangkat menjadi rasul dengan
turunnya surat Al Muddatstsir.
d.  Negeri dan
tempat hijrah Beliau shallallau ‘alaihi wa sallam
tempat hijrah Beliau shallallau ‘alaihi wa sallam
Negeri Beliau adalah Mekkah, dan
Beliau berhijrah ke Madinah.
Beliau berhijrah ke Madinah.
e.  Inti Dakwah
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah mengutus Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk memperingatkan manusia dari syirk dan mengajak manusia
kepada tauhid.
‘alaihi wa sallam untuk memperingatkan manusia dari syirk dan mengajak manusia
kepada tauhid.
Hakikat Kufur
Ta’rif (definisi) kufur
Kufur secara bahasa artinya
tertutup. Sedangkan secara syara’ kufur adalah lawan dari Islam.
tertutup. Sedangkan secara syara’ kufur adalah lawan dari Islam.
Macam-macam Kufur
Kufur ada dua macam:
1.  
Kufur Akbar
Kufur Akbar
2.  
Kufur Asghar
Kufur Asghar
Kufur Akbar (Besar)
Ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang kufur akbar:
diketahui tentang kufur akbar:
a.  
Ta’rif (definisi) kufur akbar
Ta’rif (definisi) kufur akbar
Yaitu tidak beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya baik disertai sikap mendustakan atau tidak.
Rasul-Nya baik disertai sikap mendustakan atau tidak.
b.  
Hukumnya
Hukumnya
Mengeluarkan dari agama Islam.
c.  
Macam-macamnya
Macam-macamnya
Kufur ini ada lima macam:
1.  
Kufur karena mendustakan.
Kufur karena mendustakan.
Dalil hal ini adalah firman Allah
Ta’ala,
Ta’ala,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ
افْتَرَى عَلَى اللّهِ كَذِباً أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ
الظَّالِمُونَ
افْتَرَى عَلَى اللّهِ كَذِباً أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ
الظَّالِمُونَ
“Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau
mendustakan yang hak ketika yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam
neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?” (QS. Al ‘Ankabut: 68)
daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau
mendustakan yang hak ketika yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam
neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?” (QS. Al ‘Ankabut: 68)
2.     
Kufur karena enggan dan sombong
meskipun membenarkan
Kufur karena enggan dan sombong
meskipun membenarkan
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَإِذْ قُلْنَا
لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى
وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى
وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan
yang kafir.” (QS.
Al Baqarah: 34)
berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan
yang kafir.” (QS.
Al Baqarah: 34)
3.     
Kufur karena ragu-ragu –yaitu kufur
zhann (anggapan yang salah)-
Kufur karena ragu-ragu –yaitu kufur
zhann (anggapan yang salah)-
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ
ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَذِهِ أَبَدًا (35)
وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَى رَبِّي لَأَجِدَنَّ
خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا (36) قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ
يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ
ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا (37) لَكِنَّا هُوَ اللَّهُ رَبِّي
وَلَا أُشْرِكُ بِرَبِّي أَحَدًا (38)
ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَذِهِ أَبَدًا (35)
وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَى رَبِّي لَأَجِدَنَّ
خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا (36) قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ
يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ
ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا (37) لَكِنَّا هُوَ اللَّهُ رَبِّي
وَلَا أُشْرِكُ بِرَبِّي أَحَدًا (38)
“Dan dia memasuki kebunnya sedangkan
dia dalam keadaan zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata, “Aku kira
kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,–Dan aku tidak mengira hari kiamat
itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku
akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun
itu”–Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya – sedang dia bercakap-cakap
dengannya, “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang
laki-laki yang sempurna?”–Tetapi aku (yakin bahwa) Dialah Allah, Tuhanku, dan
aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku.” (QS. Al Kafhi: 35-38)
dia dalam keadaan zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata, “Aku kira
kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,–Dan aku tidak mengira hari kiamat
itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku
akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun
itu”–Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya – sedang dia bercakap-cakap
dengannya, “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang
laki-laki yang sempurna?”–Tetapi aku (yakin bahwa) Dialah Allah, Tuhanku, dan
aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku.” (QS. Al Kafhi: 35-38)
4.     
Kufur karena berpaling
Kufur karena berpaling
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا
عَمَّا أُنذِرُوا مُعْرِضُونَ
عَمَّا أُنذِرُوا مُعْرِضُونَ
“Dan orang-orang yang kafir
berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” (QS. Al Ahqaaf: 3)
berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” (QS. Al Ahqaaf: 3)
5.     
Kufur karena nifak (bersikap munafik)
Kufur karena nifak (bersikap munafik)
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ
آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ
آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati;
karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS. Al Munafiqun: 3)
mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati;
karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS. Al Munafiqun: 3)
Kufur Asghar (Kecil)
Ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang kufur asghar:
diketahui tentang kufur asghar:
a.  
Ta’rif (definisi) kufur asghar
Ta’rif (definisi) kufur asghar
Yaitu setiap maksiat yang disebutkan
dalam Al Qur’an dan As Sunnah dengan sebutan kufur, namun tidak sampai kepada tingkatan
kufur akbar.
dalam Al Qur’an dan As Sunnah dengan sebutan kufur, namun tidak sampai kepada tingkatan
kufur akbar.
b.  
Hukumnya
Hukumnya
Hukumnya haram dan termasuk
dosa-dosa besar, tetapi tidak mengeluarkan dari agama Islam.
dosa-dosa besar, tetapi tidak mengeluarkan dari agama Islam.
c.  
Contoh-contohnya
Contoh-contohnya
Contohnya adalah:
–       
Kufur nikmat.
Kufur nikmat.
Allah Ta’ala berfirman,
فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ
اللّهِ
اللّهِ
“Tetapi (penduduk)nya kufur
(mengingkari nikmat-nikmat Allah.”
(QS. An Nahl: 112)
(mengingkari nikmat-nikmat Allah.”
(QS. An Nahl: 112)
–       
Seorang muslim memerangi saudaranya yang muslim.
Seorang muslim memerangi saudaranya yang muslim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
sallam bersabda,
«سِبَابُ المُسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ»
“Mencaci-maki seorang muslim adalah
sebuah kefasikan, sedangkan memeranginya adalah sebuah kekufuran.” (Muttafaq
‘alaihi)
sebuah kefasikan, sedangkan memeranginya adalah sebuah kekufuran.” (Muttafaq
‘alaihi)
–       
Mencela nasab orang lain.
Mencela nasab orang lain.
–       
Meratapi mayit.
Meratapi mayit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
sallam bersabda,
” اثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ
فِي النَّسَبِ وَالنِّيَاحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ “
فِي النَّسَبِ وَالنِّيَاحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ “
“Dua hal yang dilakukan manusia yang
merupakan kekufuran, yaitu mencela nasab dan meratapi mayit.” (HR. Muslim)
merupakan kekufuran, yaitu mencela nasab dan meratapi mayit.” (HR. Muslim)
Hakikat Nifak
Ta’rif nifak
Nifak secara bahasa artinya
menyembunyikan sesuatu dan menutupinya. Secara syara’, nifak artinya
menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran dan keburukan.
menyembunyikan sesuatu dan menutupinya. Secara syara’, nifak artinya
menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran dan keburukan.
Macam-Macam Nifak
Nifak ada dua macam:
1.  
Nifak Akbar (besar) I’tiqadi
Nifak Akbar (besar) I’tiqadi
2.  
Nifak Asghar (kecil) Amali
Nifak Asghar (kecil) Amali
Berikut penjelasan keduanya:
Nifak I’tiqadi (terkait dengan
keyakinan)
keyakinan)
Ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang kufur akbar:
diketahui tentang kufur akbar:
a.  
Ta’rif (definisi) nifak i’tiqadi
Ta’rif (definisi) nifak i’tiqadi
Yaitu nifak akbar; dimana pelakunya
menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran.
menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran.
b.  
Hukumnya
Hukumnya
Nifak ini mengeluarkan seseorang
dari Islam secara keseluruhan dan pelakunya akan berada di lapisan bawah
neraka.
dari Islam secara keseluruhan dan pelakunya akan berada di lapisan bawah
neraka.
c.  
Macam-macamnya
Macam-macamnya
Ada enam macam nifak akbar, yaitu:
–      
Mendustakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mendustakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
–      
Mendustakan sebagian
yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mendustakan sebagian
yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
–      
Membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
–      
Membenci sebagian yang dibawa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Membenci sebagian yang dibawa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
–      
Senang jika agama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kalah.
Senang jika agama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kalah.
–      
Tidak suka jika agama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menang.
Tidak suka jika agama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menang.
Nifak Amali (terkait dengan amalan)
Ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang nifak amali:
diketahui tentang nifak amali:
a.  
Ta’rif (definisi) nifak amali
Ta’rif (definisi) nifak amali
Yaitu mengerjakan suatu amal yang
termasuk amalan orang-orang munafik, namun masih adanya iman di hati.
termasuk amalan orang-orang munafik, namun masih adanya iman di hati.
b.  
Hukumnya
Hukumnya
Nifak ini tidak mengeluarkan
seseorang dari Islam, tetapi hukumnya haram dan termasuk dosa-dosa besar.
Pelakunya memiliki keimanan dan kemunafikan. Dan jika banyak dilakukan, maka
pelakunya bisa menjadi munafik sejati.
seseorang dari Islam, tetapi hukumnya haram dan termasuk dosa-dosa besar.
Pelakunya memiliki keimanan dan kemunafikan. Dan jika banyak dilakukan, maka
pelakunya bisa menjadi munafik sejati.
c.  
Contoh-contohnya
Contoh-contohnya
–      
Berdusta dalam bicara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda (menyebutkan ciri orang munafik), “Jika berbicara ia
berdusta.”
Berdusta dalam bicara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda (menyebutkan ciri orang munafik), “Jika berbicara ia
berdusta.”
–      
Mengingkari janji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam , “Jika berjanji, maka ia mengingkari.”
Mengingkari janji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam , “Jika berjanji, maka ia mengingkari.”
–      
Mengkhianati amanah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabilah diamanahkan dia berkhianat.”
Mengkhianati amanah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabilah diamanahkan dia berkhianat.”
–      
Bersikap jahat ketika bertengkar. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan apabila bertengkar, dia berbuat
jahat.”
Bersikap jahat ketika bertengkar. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan apabila bertengkar, dia berbuat
jahat.”
–      
Membatalkan perjanjian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
Membatalkan perjanjian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ
“Dan apabila
mengadakan perjanjian, maka dia membatalkan.”
mengadakan perjanjian, maka dia membatalkan.”
–      
Malas melakukan shalat berjamaah di masjid. Allah
Ta’ala berfirman,
Malas melakukan shalat berjamaah di masjid. Allah
Ta’ala berfirman,
وَإِذَا قَامُواْ إِلَى
الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى
الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى
“Dan apabila mereka berdiri untuk
shalat mereka berdiri dengan malas.”
(QS. An Nisaa’: 142)
shalat mereka berdiri dengan malas.”
(QS. An Nisaa’: 142)
–      
Berbuat riya dalam amal saleh. Allah Ta’ala berfirman,
Berbuat riya dalam amal saleh. Allah Ta’ala berfirman,
يُرَآؤُونَ النَّاسَ
“Mereka berbuat riya kepada manusia.” (QS. An Nisaa’: 142)
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa
Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.
Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.
Diterjemahkan dari
kitab At Tauhid Al Muyassar oleh Marwan bin Musa

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

 
						 
					 
						 
					 
						 
					 
						
 
						
 
						
 
						
 
						
 
						
 
						
 
						
 
						