Bahaya Cosplay
Cosplay mengalami perkembangan istilah. Jika dahulu disebut pesta topeng, zaman kini kalangan remaja lebih akrab dengan sebutan cosplay.
Substansi cosplay adalah meniru tokoh tertentu dengan menggunakan kostum yang identik dengan tokoh tersebut. Praktiknya, bukan hanya kostum, si peniru juga berusaha mengadopsi tingkah laku, gaya bahasa, karakter, dan semua hal yang terkait dengan tokoh tersebut.
Tokoh yang ditiru dipilih dari tayangan film, serial TV, komik, anime, band music, manga, atau buku heroisme.
Cosplay bahkan menjadi bagian dari ritual peribadatan agama tertentu. Contohnya perayaaan Halloween. Entah seperti apa kebenaran asal-usul dan latar belakangnya, yang jelas dalam Halloween para peserta banyak yang menggunakan topeng dan kostum yang mencirikan tokoh-tokoh menyeramkan, seperti ; vampire, hantu, tengkorak, penyihir, monster, setan, dan lain-lain.
Cosplay bukan sekadar tentang seni atau budaya. Cosplay juga bukan mengenai kreativitas atau ajang inovasi saja. Hakikatnya, cosplay sudah masuk dalam ranah agama. Sehingga, hukumnya pun harus diukur dengan timbangan agama.
Rasulullah ﷺ bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“ Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka ia tergolong dari mereka “ HR Ahmad (2/50&92) dari sahabat Ibnu Umar. Disahihkan Al Albani dalam Irwa’ul Ghalil (1269)
Al Munawi (Faidhul Qadir) menjelaskan maksud hadis ini, “ Berpenampilan seperti penampilan mereka. Mengikuti pola hidup dan kebiasaan mereka, seperti dalam berpakaian dan tingkah laku”
Al Utsaimin (Ta’liq Iqtidha’ ) mengingatkan, “ Ini benar-benar terjadi! Kamu ketika menggunakan kostum seperti kostum seseorang, tanpa kamu sadari hatimu telah condong kepadanya. Oleh sebab itu, akhirnya kamu akan menirunya “
Setiap ulama yang menerangkan hadis di atas, selalu menyebutkan pakaian, kostum, dan penampilan luar sebagai salah satu contohnya.
Kenapa? Penampilan luar dan model berpakaian, pasti berdampak pada hati dan jiwa.
Ya! Cosplay bukan sebatas mengisi waktu dengan ketawa-ketiwi, menjadi yang paling sensasi, atau hanya senang-senang saja.
Cosplay sangat berbahaya! Minimal ada 2 efek negatif :
Pertama ; kehilangan jatidiri. Ia tidak percaya diri atas apa yang Allah berikan untuknya. Walaupun dibilang hanya hobi, meskipun alasannya selama masih batas normal maka tidak mengapa, tetap saja cosplay menjadi indikasi seseorang kehilangan konsep diri.
Apalagi jika cosplay tersebut menampilkan kostum-kostum yang identik dengan simbol-simbol kekafiran atau ciri khas pelaku maksiat, tentu semakin parah lagi.
Kedua ; ia menjadi orang lain. Hal ini akan membuatnya secara maksimal bahkan totalitas untuk meniru-niru. Jadilah ia hidup dalam kepura-puraan, membohongi diri sendiri. Ia merasa asing dan aneh terhadap dirinya sendiri.
Belum lagi efek negatif lainnya, seperti ; membuang-buang waktu, pengeluaran uang yang tidak penting, mengalami pelecehan seksual karena kostum yang mengumbar aurat, stigma buruk dari masyarakat, mengalami disfungsi sosial, dan lain-lain.
Sebagai umat Islam yang harus peduli terhadap generasi mudanya, maka di antara solusi yang dapat diupayakan adalah mendekatkan kaum muda kepada tokoh-tokoh muslim sepanjang masa.
Alih bahasa dari kitab-kitab ulama yang menyebutkan biografi-biografi sahabat, ulama salaf yang tekun belajar agama, para pejuang-pejuang yang gagah berani, para khalifah yang adil, para pedagang yang jujur, dan sekian banyak figur-figur mulia lainnya, harus dilakukan.
Aspek literasi diperkuat. Perpustakaan-perpustakaan untuk anak dan remaja disiapkan dengan maksimal.
Sehingga, anak-anak muslim tumbuh berkembang dengan mengfigurkan tokoh-tokoh muslim dalam hidupnya! Dan ini, menuntut kerjasama semua pihak.
29 Desember 2023
t.me/anakmudadansalaf
, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.