Headline

[#AYTKTM] Lelaki Tegar

Islamedia – Ini tentang Bapak saya,lelaki tegar yang selalu mendahulukan orang lain dibanding diri dan keluarganya. Beliau dimata saya adalah sesosok yang menjalani hidup penuh perjuangan bahkan diusianya yang masih tegolong belia. 

Ketika itu kakek dipanggil Allah Yang Kuasa dengan meninggalkan nenek beserta ketujuh anaknya yang masih kecil. Meski kakek menduduki jabatan carik di desa kami, tapi harta peninggalan kakek tak begitu banyak.Mungkin ketika itu usia Bapak saya masih seumuran anak SD.

Bapak termasuk yang paling keras kemauan sekolahnya, meski terbatas biaya Bapak masih berusaha sekolah dengan bekerja untuk membantu nenek dan demi memperoleh sedikit uang untuk makan adik dan saudaranya. Mungkin karena Bapak adalah anak lelaki maka tanggungjawab menggantikan posisi kakek berada dipundaknya. Bersama paman saya, terkadang mereka harus pergi ke hutan mencari kayu kemudian dijual dan uangnya dipakai untuk membantu nenek. Mungkin saking seringnya mengangkat beban berat dipundaknya hingga sekarang nampak pundak Bapak miring sebelah ke kiri.

Ketika Bapak lulus sekolah setingkat SD, keinginan melanjutkan sekolah begitu besar.Beruntung Bapak dipertemukan dengan orang tua asuh. Mereka sangat baik,Bapak saya bekerja pada mereka serta tinggal di rumah orang tua asuhnya. Bapak bisa sekolah lagi ditempat tinggal yang baru. Hingga Bapak saya berhasil menjadi seorang guru.


Selain pekerja keras,Bapak saya sangat peduli dengan saudara dan orang lain. Bibi saya yang paling bungsu Bapak saya yang menyekolahkan. Beliau selalu mendahulukan keperluan bibi dari pada keluarga dan dirinya sendiri. Ketika bibi telah menyelesaikan sekolah dan perlu biaya mengambil ijasah, Bapak saya menjual sepeda pancal miliknya satu-satunya yang biasa dipakai untuk pergi mengajar sehingga ketika sepeda itu tidak ada Bapak saya jalan kaki menuju sekolah. Ketika bibi sudah menikah, suami bibi pulangnya sering larut karena tempat kerja dan pekerjaannya yang mengharuskan begitu sehingga bibi saya sering sendiri dan kesepian apalagi posisi rumahnya yg masih jarang dengan tetangga. Melihat kondisi bibi seperti itu, Bapak saya memberikan televisi satu-satunya milik kami agar bibi tidak kesepian. Begitulah perhatian Bapak pada saudarinya. Terhadap saudaranya yang lain juga demikian. Setiap ada paman atau bibi yang lain meminjam uang, Bapak selalu memberikannya, padahal disaat yang sama keluarganya juga membutuhkan.


Beliau tidak hanya peduli  terhadap saudaranya saja tapi juga pada masyarakat sekitar. Tetangga kami sering  meminta tolong diantar berobat yang letaknya cukup jauh dari desa. Pada saat desa kami belum ada listrik,Bapak sayalah yang dipercaya menjadi  pelaksana yang mengurusi segala sesuatunya hingga listrik bisa dinikmati seluruh desa. Pada saat mendapat amanah ini, beliau sempat ditipu oknum PLN. Waktu itu uang pemasangan yang dikumpulkan dari warga yang sudah diserahkan Bapak dibawa lari olehnya dan Bapak saya yang harus menggantinya. Untuk itu Bapak miminjam uang ke salah satu bank tanpa diketahui warga dan sejak saat itu Bapak saya memiliki hutang yang banyak bahkan uang simpanan yang seharusnya dipakai untuk biaya sekolah kami ikut terpakai.Namun semua itu tidak membuat Bapak menyesal atau hilang kepeduliannya terhadap orang lain.


Bapak sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya karena itu beliau berusaha keras agar anak-anaknya bisa sekolah. Penghasilan Bapak sebagai seorang guru SD diera 80-an tentu tidak bisa mencukupi jika harus menyekolahkan semua anak-anaknya. Alhamdulillah masih ada warisan nenek yang berupa sawah yang cukup luas karena itu Bapak saya juga berprofesi sebagai petani. Pagi hari Bapak mengajar dan sore harinya turun ke sawah. Namun semua itu terkadang belum bisa mencukupi kebutuhan karenanya Bapak juga masih harus berhutang kesana kemari bahkan sama rentenir. Semua dilakukan agar kedua kakak saya bisa menyelesaikan kuliahnya. Waktu itu memang kedua kaka saya kuliahnya hampir bersamaan selisih2 tahunan. Terbayang oleh saya betapa besar biaya yang harus ditanggung Bapak padahal masih ada saya dan adik saya yang duduk di SMP dan SMA. Dahulu gaji guru sangatlah kecil tidak seperti sekarang ini. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah semua putra-putrinya bisa kuliah dan kini memperoleh kehidupan yang baik.


Bapak juga seorang guru yang berdedikasi tinggi lagi jujur. Sebagai guru yang sudah senior waktu itu sudah seharusnya bapak menjadi kepala sekolah apalagi beliau sudah memenuhi persyaratan, namun karena Bapak  harus membayar sejumlah uang jika menjadi kepala sekolah maka Bapak pun menolak. Bagi Bapak menjadi guru biasa lebih baik daripada menyogok.


Begitulah Bapak, lelaki tegar yang mengajarkan saya untuk selalu berusaha jujur dan bersungguh-sungguh mendapatkan sesuatu.
Semoga Allah senantiasa merahmati Bapak saya…

#Ummu Hisyam/Widianingsih

Kejawan Putih, Tambak Surabaya


[Lomba #AYTKTM]



, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top