Internasional

Arab Saudi Adalah Rumah Bagi 500.000 Warga Suriah, Bagaimana Negara Teluk Yang Lain?

Pengungsi Suriah (img: Arabnews)

bersamaislam.com – Krisis pengungsi yang terus berlanjut di Eropa dan desakan terhadap Barat dan Negara-negara Teluk (GCC) telah menyebabkan banyak pihak saling menuding. Kelompok Barat menuduh negara GCC tidak berbuat banyak untuk para pengungsi.

Namun fakta yang sangat menyedihkan adalah bahwa Uni Eropa sendiri tidak pernah bersiap menerima arus besar pengungsi meskipun sudah ada peringatan dari PBB dan sejumlah lembaga kemanusiaan. Hanya Jerman dan Austria yang menerima sebagian kecil dari empat juta pengungsi Suriah yang terpaksa keluar negaranya. Sementara negara besar lainnya seperti Inggris dan Amerika Serikat hanya duduk sebagai penonton.

Sungguh gembira melihat Jerman dan Austria menyambut pengungsi dengan tangan terbuka dan menyediakan penampungan sementara. Itulah kemanusiaan. Dan diperkirakan, minggu lalu ada 18.000 orang yang tiba di Jerman. Sementara itu Republik Ceko, Hungaria, Rumania, dan Slovakia menolak rekomendasi untuk menerima kedatangan pengungsi.

Keengganan serupa juga ditunjukkan oleh negara lain. Prancis diminta menerima sekitar 24.000 orang untuk dua tahun dan Australia sebanyak 12.000 pengungsi Suriah. Angka yang cukup kecil dari total 4 juta pengungsi. Ada 70.000 orang pengungsi di Amerika Serikat dan hanya 2000 orang dari Suriah.

Opini publik sekarang memaksa Eropa untuk memberikan perlindungan kepada para pengungsi dan merubah persepsi yang salah terhadap negara-negara Teluk.

Kita harus mempertimbangkan bahwa beberapa negara Arab telah menyalurkan jutaan dolar untuk membantu pengungsi. Uni Emirat telah membantu sebesar 540 juta dolar AS untuk pendirian tenda pengungsi di Yordania dan Irak Utara. Melalui badan PBB untuk pengungsi, UNHCR, Qatar memberi bantuan 2,5 juta dolar AS kepada Turki; 2,7 dolar AS dari Arab Saudi ke Lebanon dan 2,2 juta dari Emirat ke Yordania.

Arab Saudi adalah rumah bagi sekitar 500,000 orang Suriah dan akan menerima tambahan sejumlah besar pelajar asal Suriah. Prosentase warga Suriah cukup besar di Saudi dan mereka telah hidup bertahun-tahun. Sebagian besar adalah orang-orang yang melarikan diri dari peperangan di Suriah empat tahun yang lalu.

Meskipun tidak diklasifikasi sebagai pengungsi karena mereka tiba di Saudi lengkap dengan dokumen seperti visa, orang-orang Suriah tetap mendapatkan manfaat dari kebijakan terbuka Arab Saudi.

Negara teluk yang lain menghadapi situasi lebih sulit untuk menerima pengungsi. Uni Emirat misalnya, warga asli mereka hanya sekitar 11,5 persen dari 8,2 juta penduduk. Demikian juga Oman, dari 4 juta orang warga, hanya setengahnya yang merupakan warga asli. Negara Kuwait bahkan hanya sepertiga. Negara-negara ini telah menerima warga asing terlalu banyak.

Menerima pengungsi meskipun dalam jumlah terbatas akan berdampak luas terhadap warga negara-negara tersebut untuk mencari pekerjaan. Apalagi orang-orang Suriah secara umum memiliki pendidikan yang baik dan ketrampilan yang cukup profesional.

Satu-satunya cara mengatasi masalah ini adalah Eropa dan negara Teluk harus membuat kebijakan yang memuat kuota masing-masing negara untuk menerima pengungsi sesuai kemampuan masing-masing. Idealnya UNHCR yang harus ditugaskan untuk mengkoordinasi program ini, tapi mengingat PBB sejauh ini gagal untuk membuat rencana komprehensif, maka tugas ini harus diserahkan kepada Amerika Serikat, Jerman dan Arab Saudi.

*Arabnews


, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top