APABILA BERSELISIH DUA ORANG DARI KALANGAN SALAFIYYIN
Wasiat Samahatusy Syaikh Allamah Al-Muhaddits Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafidzohulloh kepada para penuntut ilmu salafiyyin
Maka sesungguhnya aku mewasiatkan kepada diriku dan kalian agar :
* Bertakwa kepada Allah
* Ikhlas untuk Allah pada setiap ucapan dan perbuatan
* Berpegang teguh dengan jujur dengan kitab Allah dan sunnah Rasululloh shollallohu alaihi wa sallam
* Kokoh di atasnya
* Mempelahari ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari kitab Allah dan sunnah Rasululloh yang bisa membantu kita untuk kokoh dan istiqomah di atas agama yang haq
Dan aku wasiatkan kepada anak-anakku dan saudara-saudaraku :
* Untuk senantiasa mencari al-haq pada setiap urusan dari urusan yang ada
* Sama saja perkara yang disepakati atau perkara yang diperselisihkan
Maka seorang mukmin yang menginginkan wajah Allah dan negeri akhirat tidak akan tenang jiwanya dan bathinnya kecuali setelah ia sampai pada al-Haq
Terlebih lagi pada perkara-perkara yang diperselisihkan dan pada masa-masa fitnah maka ia tidak bergerak sedikitpun kecuali di atas pondasi kebenaran dan di atas ilmu dan bashiroh
Dan apabila berselisih dua orang ; walaupun ayahnya atau syaikhnya
Maka tidak boleh baginya untuk condong kepadanya atau langsung memusuhinya sampai dia mempelajari masalahnya dan sampai dia mengetahui sesuai dengan hakikat sesungguhnya
Kemudian setelah itu barulah dia menentukan sikapnya dan berdiri bersama al-haq yang jelas baginya
Ini yang wajib atas muslim
Adapun selain itu maka ini termasuk cara cara jahiliyyah dan termasuk fanatisme bathilah jahiliyyah , tidak pantas bagi seorang muslim dan tidak boleh baginya untuk berjalan di atas tangga yang jelek ini
Maka wahai anak-anakku dan wahai saudara-saudaraku
Aku wasiatkan bagi kalian semua untuk bertakwa kepada Allah dan aku wasiatkan terhadap apa yang telah aku sebutkan :
Berupa : Mencintai kebenaran dan mencarinya dari sumber-sumbernya sampai dia sampai pada hakikat kebenaran itu
Maka aku wasiatkan kepada anak-anakku dan saudara-saudaraku ;
Untuk memuliakan manhaj salafi dan kokoh di atasnya serta memuliakan ulama-ulamanya ; Apabila mereka mengucapkan kebenaran maka tidak boleh menyelisihi mereka
Apabila mereka berbicara tentang suatu perkara dan menyebutkan padanya dalil dalil maka tidak ada udzur bagi seorangpun untuk menyelisihi mereka dan tidak boleh bagi seorangpun untuk tawaqquf (diam) atau netral dikarenkan ini merupakan perbuatan Ahlul Ahwa yang terus berusaha untuk menjatuhkan manhaj salaf dan ulamanya
Dan di dalam permasalah Al-Jarh dan Ta’dil
* Cukup pada bab Al-Jarh jarh seorang alim
* dan cukup pada bab Ta’dil ta’dil seorang alim
Dan apabila ada berselisih dua alim yang jujur , diakui keilmuannya , jauh dari hawa nafsu pada seseorang ;
Maka wajib bagi selainnya dari kalangan pembawa ilmu untuk meminta kejelasan dari pihak yang menjarh dan menuntut darinya dalil . Apabila dia telah membawakan dalil maka wajib bagi mereka untuk menerima dalil dan hujjah tersebut
Apabila menentangnya seorang yang menta’dil atau selainnya maka dia jatuh – orang yang menentang hujjah akan jatuh tersungkur – dan jatuh ‘adalahnya (kompetensi) serta tidak dipercaya atas agama Allah
Seandainya seorang alim datang membawa hujjah dan burhan sedangkan menyelisihnya puluhan dengan kebathilan , kedustaan dan tipu daya maka mereka tidak didengar
Ini adalah kaedah-kaedah jarh wa ta’dil yang telah ditetapkan dalam ilmu jarh wa ta’dil yang wajib menyertai kita pada waktu waktu fitnah seperti ini
Maka apabila ada seseorang yang dijarh oleh puluhan ulama yang mereka mengemukakan hujjah yang jelas atas kebathilannya dan fitnahnya namun kemudian sebagian manusia tidak mendengarkan mereka dengan alasan bahwa al-haq belum jelas bagi mereka maka ini perkara yang tidak boleh ; tidak boleh pada agama Allah
Kalau begitu ketika kita membaca kitab Jarh wa Ta’dil pada setiap biografi akan kita nyatakan : ” Demi Allah , perkaranya belum jelas bagiku “
Dan kita akan mengatakan pada setiap pembahasan akidah : ” Demi Allah belum jelas bagiku “
Terjadi khilaf antara syiah dan salafiyyin , antara syiah dan jahmiyyah , antara salafiyyin dan mu’tazilah , antara salafiyyin dan khawarij , antara salafiyyin dan murjiah , antara salafiyyin dan shufiyyah , maka akan berkata salah seorang : ” Demi Allah , tidak jelas bagiku ” tidak diterima darinya cara seperti ini
Dan apabila berselisih dua orang dari kalangan salafiyyin sedangkan hujjah berada diantara salah satunya maka wajib berdiri bersama orang yang memiliki hujjah
Maka aku wasiatkan kalian semua untuk bertakwa kepada Allah dan berbuat adil , inshof serta menjauhi fanatisme buta dan mengikuti hawa nafsu
” Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah ” (Al-Qashshos : 50)
Dan menolak kejujuran merupakan tindakan kejahatan : ” Maka siapakah yang lebih dzolim daripada orang yang berdusta atas Allah dan mendustakan kejujuran ketika datang kepadanya ” (Az-Zumar:32)
Mendustakan al-Haq termasuk sifat para pengusung kedustaan , termasuk sifat orang-orang kafir , termasuk sifat orang-orang syiah rofidhoh
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata mensifati syiah rofidhoh : ” Tidak ada disana kelompok yang menolak kebenaran dan membenarkan kedustaan semisal syi’ah rofidhoh “
Maka wajib bagi seorang yang bermanhaj dengan manhaj salafi menjauhkan dirinya dari menempuh jalan ajaran-ajaran yang rusak ini dan menolak kebenaran dikarenakan fulan dan fulan
Demi Allah seandainya ada kibar ulama dan kibar imam-imam sunnah melakukan kesalahan maka tidak boleh ditolak kebenaran
Maka bagaimana dengan orang-orang jahil dan dikenal dengan kedustaan dan fitnahnya , Bagaimana bisa engkau berdiri bersama mereka ??
Ini tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim terlebih lagi seorang salafi
Dan apa makna dakwah salafiyyah apabila engkau fanatik dengan kebodohan dan hawa nafsu ??
Apa makna ini ?? Baarokallohu fiikum
Tinggalkanlah ini semua karena sesungguhnya ini adalah perkara busuk , Carilah kebenaran , Ambilah dia dan persaksikanlah kebenaran tersebut walaupun bersebrengan dengan kalian atau orang tua dan kerabat-kerabat kalian
Allah Ta’ala berfirman : ” Wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian orang orang yang menunaikan keadilan sebagai saksi saksi bagi Allah walaupun atas diri-diri kalian , orang tua serta kerabat-kerabat kalian “
Apabila datang kepadamu ulama wahai saudaraku walaupun seorang alim atau dua orang atau tiga orang , dia datang dengan membawa kebenaran maka tidak boleh bagimu untuk ragu dalam menerimanya ; datang kepadamu dengan membawa al-haq disertai hujjah dan bukti
Namun apabila datanh kepadamu seorang hanya membawa pengakuan maka jangan engkau terima Akan tetapi ketika dia datang dengan membawa kebenaran disertai dengan hujjah dan bukti maka penolakanmu kepadanya adalah bentuk penolakan dan pendustaan atas kejujuran dan pendustaan terhadap al-haq
Dan tidak ada yang lebih dzolim dan lebih jahil daripada seseorang yang seperti itu keadaannya
Aku memohon kepada Allah agar memberikan taufik kepada kami dan kalian semuanya untuk mengikuti kebenaran serta agar Allah menjauhkan dari kami fitnah-fitnah dan melembutkan hati hati di atas hal itu
Aku memohon kepada Allah agar Allah merealisasikan hal tersebut Sesungguhnya Rabb kami Maha Mendengar doa
http://ar.alnahj.net/audio/1532
Wa tullab Al-Bayyinah
@Forum_IlmiyahKaranganyar
![]() |
Sumber gambar : Pixabay |

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.