UCAPAN BISA MENGANTARKAN KE SURGA ATAU MELEMPARKAN KE NERAKA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala menciptakan manusia dan
memberi berbagai nikmat diantaranya bisa
berbicara. Allah Ta’ala menjelaskan dalam firman-Nya :
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ
Dia (Allah) menciptakan manusia.
Mengajarkannya pandai berbicara. (Q.S ar Rahman 3-4).
Hakikat nikmat adalah harus diikuti dengan
bersyukur. Menggunakan nikmat itu untuk sesuatu yang Allah ridha dan sebagai jalan
mendekatkan diri kepada-Nya.
Ketahuilah bahwa setiap ucapan akan dicatat
oleh Malaikat yang bertugas untuk itu, sebagaimana firman-Nya :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا
لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tidak ada satu kata yang diucapkannya
melainkan ada di sisinya Malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). Q.S Qaf
18).
Ayat ini antara lain menjelaskan bahwa setiap
kata yang kita ucapkan akan dicatat dengan sangat lengkap oleh malaikat yang
selalu berada dikiri kanan kita. Imam Hasan al Bashri dan Qatadah berpendapat bahwa
jika melihat kepada zhahir ayat jelaslah bahwa malaikat akan
mencatat setiap ucapan.
Ali bin Abi Talhah meriwayatkan dari Ibnu
Abbas bahwa ia (malaikat) akan menulis setiap kebaikan dan keburukan yang
diucapkan. Bahkan ia akan mencatat ucapan aku makan, minum, datang , pergi,
melihat dan sebagainya (Tafsir Ibnu Katsir).
Rasulullah salallahu alaihi wassalam mengingatkan
kita semua sebagaimana sabda beliau :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.
(Muttafaq ‘alaih)
Imam an Nawawi berkata : Apabila salah seorang
dari kalian hendak berbicara dan pembicaraan tersebut benar-benar baik dan
berpahala, baik dalam membicarakan yang wajib maupun sunnah, silahkan ia
mengatakannya. Jika belum jelas baginya, apakah perkataan itu baik dan
berpahala atau perkataan itu tampak samar baginya antara haram, makruh dan
mubah, hendaknya dia tidak mengucapkannya.
Berdasarkan hal ini, maka perkataan yang mubah
tetap dianjurkan untuk ditingggalkan dan disunnahkan menahan diri untuk tidak
mengatakannya, karena khawatir akan terjerumus kepada perkataan yang haram dan
makruh. Inilah yang sering terjadi (Syarah Shahih Muslim).
Ingatlah bahwa suatu ucapan ternyata bisa
mengantarkan seorang hamba ke surga dan BISA PULA MELEMPARKANNYA KE NERAKA.
Oleh karena itu BERSUNGGUH SUNGGUHLAH menjaga lisan dari perkataan perkataan
yang buruk. Jangan berbicara sembarangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah menggingatkan dalam sabda beliau yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah :
إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله
, لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط
الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم
Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat
yang mendatangkan keridhaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab
perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya.
Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu
kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan
TERSEBAB PERKATAAN TERSEBUT DIA DILEMPARKAN KE DALAM API
NERAKA. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Umar bin Khaththab memberi nasehat : Semoga
Allah merakhmati orang yang menahan diri dari banyak berbicara dan lebih mengutamakan
banyak beramal. (Uyun al Akhbar, Ibnu Taimiyah).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.309)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.








