JANGAN MENGHALANGI DIRI SENDIRI MENGERJAKAN IBADAH
SUNNAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Orang orang beriman tentu tidak akan pernah
mau melalaikan ibadah fardhu yang disyariat Allah Ta’ala. Kemudian bagaimana
dengan ibadah ibadah sunnah atau ibadah yang tidak wajib. Terkadang ada juga
diantara saudara saudara kita yang kurang semangat melakukannya. Bahkan ada
yang seolah olah menghalangi dirinya sendiri untuk melakukan ibadah yang tidak
wajib atau ibadah sunnah itu.
Apa iya ?. Iya ada. Lihatlah, ada sebagian saudara
kita yang berkata :
Pertama
: Ibadah sunnah kalau tak dikerjakan tak berdosa, jadi gak mesti dikerjakan setiap saat. Sesekali kalau sempat
cukuplah.
Kedua
: Sekarang ini saya mengerjakan ibadah yang wajib wajib saja dulu. Ntar kalau
sudah tidak sibuk, proyek sudah selesai atau sudah pensiun baru mengerjakan
amalan amalan sunnah.
Dua kalimat ini sepertinya mencari pembenaran
bagi dirinya untuk tidak melakukan
ibadah sunnah atau dengan kata lain SESEORANG MENGHALANGI DIRINYA UNTUK
MELAKUKAN IBADAH SUNNAH.
Ketahuilah bahwa ibadah sunnah memiliki
keutamaan yang sangat banyak dan bermanfaat bagi orang orang beriman,
diantaranya adalah :
Pertama : Allah Ta’ala pasti membalas semua
amal termasuk ibadah sunnah
Sungguh amalan sunnah adalah perbuatan baik
yang pasti akan mendapat balasan yang baik pula dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا
الْإِحْسَانُ
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain
kebaikan (pula). Q.S ar Rahman 60.
Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan seorang
hamba pasti diberi balasan sebagaimana firman-Nya :
فَمَنْ
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ *
Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat
zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya (Q.S al Zalzalah 7).
Bahkan Allah Ta’ala berjanji akan membalas
dengan BALASAN YANG LEBIH BAIK. Allah Ta’ala berfirman :
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ
مِنْهَا ۖ
Barangsiapa yang datang dengan (membawa)
kebaikan dia akan mendapat (pahala, ganjaran) yang lebih baik daripada
kebaikannya itu. (Q.S al Qashash 84).
Kedua : Ibadah sunnah mendatangkan kecintaan
Allah Ta’ala.
Salah satu kewajiban kita sebagai hamba Allah
adalah mencintai Allah Ta’ala. Sementara itu kita sangatlah berharap kecintaan
Allah Ta’ala kepada kita sebagai hamba-Nya. Diantara cara untuk mendapatkan
kecintaan Allah adalah dengan melakukan ibadah ibadah sunnah.
Imam Ibnul Qayyim menyebutkan sepuluh sebab
yang mendatangkan kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba hamba-Nya. Salah satunya
kata beliau …(Madarijus Saalikin).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mendapatkan kecintaan Allah
Ta’ala adalah DENGAN SENANTIASA MENGAMALKAN AMALAN AMALAN
SUNNAH. Beliau bersabda : “Allah
Ta’ala berfirman : Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan
memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib
yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan
amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.
Jika
Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia
gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan
untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang,
memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon
sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan,
pasti Aku melindunginya.” (H.R Imam
Bukhari)
Ketiga : Ibadah sunnah menutupi kekurangan
ibadah wajib.
Selain itu, ketahuilah bahwa amalan sunnah
bisa MENUTUPI KEKURANGAN AMALAN WAJIB.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ
أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ
وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ
كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا
قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ
أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ
عَلَى ذَاكُمْ
Sesungguhnya amalan yang pertama
kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa
jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, lihatlah pada
shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak ?. Jika shalatnya
sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.
Namun
JIKA DALAM SHALATNYA ADA SEDIKIT KEKURANGAN maka Allah berfirman : Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan
sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman : Sempurnakanlah
kekurangan yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.
Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini. (H.R Abu Daud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani).
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsamin
sangat menganjurkan untuk melaksanakan ibadah sunnah. Beliau rahimahullah
berkata : Sepantasnya bagi orang yang berakal
memperbanyak amalan amalan sunnah ketika dalam keadaan sehat.
Dikarenakan semua amalan sunnah yang
dikerjakan ketika sehat apabila dia sakit dan tidak mampu melakukan amalan sunnah tersebut, maka akan ditulis
pahalanya sempurna seolah olah dia mengerjakannya.
(asy Syarhul Mumti’).
Oleh karena itu seorang hamba bersemangatlah
mengamalkan ibadah sunnah. Jangan berbuat seolah olah menghalangi diri untuk
melakukan ibadah sunnah karena ujung ujungnya adalah kerugian yang sangat besar.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.096)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.








