SUNGGUH MERUGI JIKA TAK MENGERJAKAN AMALAN
SUNNAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Syariat Islam yang mulia telah menetapkan
adanya AMALAN FARDHU ATAU WAJIB DAN JUGA AMALAN SUNNAH ATAU TAK WAJIB bagi
umatnya. Diantaranya ada shalat fardhu dan ada shalat sunnah. Ada puasa fardhu
dan ada puasa sunnah.
Inilah bagian dari kasih sayang Allah Ta’ala
kepada hamba hamba-Nya untuk mendapatkan tambahan kebaikan dan pahala yang lebih
banyak dengan amalan sunnah bahkan untuk
meningkatkan derajat serta penghapus dosa bagi yang mengamalkannya.
Hamba hamba Allah tentu tak akan pernah mau mengabaikan amalan amalan wajib meskipun
terkadang diganggu oleh kepentingan dunia, hawa nafsu yang cenderung kepada
keburukan ataupun godaan syaithan yang ingin menggelincirkan.
Lalu bagaimana dengan amalan sunnah atau
amalan yang tak wajib ?. Disini paling
tidak ada dua perkara :
(1) Sebagian orang merasa tak perlu memaksakan
diri untuk melakukan amalan amalan sunnah. Mereka berkata : Amalan sunnah jika
tak dikerjakan juga tak berdosa.
(2) Sebagian orang melakukan amal amalan
sunnah sekenanya saja. Tak merasa terlalu penting untuk menjaganya. Terkadang
dikerjakan terkadang tidak.
Sungguh amalan amalan sunnah memiliki sangat
banyak manfaat bagi yang mengamalkannya sehingga merugilah orang orang yang
mengabaikannya. Dalam hal ini mari kita ambil dua contoh saja dari amalan
sunnah yaitu :
Pertama : Shalat Sunnah
Shalat sunnah sangatlah banyak jenis dan
macamnya. Apapun jenis dan macamnya semua pasti mendatangkan kebaikan dan
pahala bagi yang mengamalkannya. Bahkan ada banyak diantara shalat sunnah yang
memiliki kebaikan dan keutamaan secara khusus. Misalnya :
1) Shalat sunnah Fajar yang memiliki nilai
lebih baik dari dunia dan segala isinya, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam :
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ
مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Dua rakaat shalat sunnah shubuh
lebih baik daripada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R Imam Muslim).
(2) Shalat sunnah dhuha. Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
من صلى الضحى ركعتين لم يكتب من
الغافلين
Orang yang
mengerjakan shalat dhuha tidak termasuk orang lalai. (H.R al Baihaqi dan an Nasa’i).
(3) Shalat malam.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
bersabda :
عَلَيٌكُمٌ بِقِيَامِ اللَّيٌلِ فَإِنَهُ
دَأَبُ الصَّالِحِيٌنَ قَبٌلِكُمٌ ،
وَهُوَ قُرٌبَةٌ اِلَى رَبِّكُم ٌ ، ومُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّءَاتِ، مَنٌهَةٌ عَنٌ
الإِثٌمِ
Hendaklah
kalian melakukan shalat malam karena ia adalah kebiasaan orang orang shalih
sebelum kalian, ia sebagai amal mendekatkan diri bagi kalian kepada Allah,
penghapus kesalahan kesalahan dan menjauhkan dosa. (H.R at Tirmidzi,
al Baihaqi dan al Hakim)
Kedua : Puasa Sunnah.
Puasa sunnah juga memiliki banyak jenis dan
waktunya. Semuanya mendatangkan kebaikan dan pahala bagi yang mengamalkannya.
Bahkan sebagaimana shalat sunnah, puasa sunnah
memiliki keutamaan keutamaan tersendiri pula. Misalnya :
(1) Puasa Syawal. Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ
كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Barang siapa yang berpuasa
Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti
setahun penuh. (H.R Imam Muslim).
(2) Puasa Arafah dan puasa
‘Asyura. Dalam hal ini Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
صِيَامُ
يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى
قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ
عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu
dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa
setahun yang lalu. (H.R Imam Muslim).
Selain itu, ketahuilah bahwa amalan sunnah MENUTUPI
KEKURANGAN AMALAN WAJIB. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ
أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ
وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ
كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا
قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ
أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ
عَلَى ذَاكُمْ
Sesungguhnya amalan yang pertama
kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa
jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, lihatlah pada
shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak ?. Jika shalatnya
sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.
Namun
JIKA DALAM SHALATNYA ADA SEDIKIT KEKURANGAN maka Allah berfirman : Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan
sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman : Sempurnakanlah
kekurangan yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.
Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini. (H.R Abu Daud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani).
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsamin
sangat menganjurkan untuk melaksanakan amalan sunnah. Beliau rahimahullah
berkata : Sepantasnya bagi orang yang berakal
memperbanyak amalan amalan sunnah ketika dalam keadaan sehat.
Dikarenakan semua amalan sunnah yang
dikerjakan ketika sehat apabila dia sakit dan tidak mampu melakukan amalan sunnah tersebut, maka akan ditulis
pahalanya sempurna seolah olah dia
mengerjakannya. (asy Syarhul Mumti’).
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah
memperbanyak amalan sunnah sehingga
mendapatkan kebaikan yang banyak dan bisa menutup kekurangan amalan wajib.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.066)

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.








