Untuk Dirinya Sendiri
Beribadah tak semudah yang dibayangkan. Banyak tantangan dan kendala. Kenapa? Karena untuk menjadi yang terbaik di sisi Allah, haruslah benar-benar lulus uji.
Keikhlasan merupakan ujian terberat! Tentang apa yang ia cari, apa yang ia harap, dan untuk siapa ia berbuat.
Jika seorang hamba sungguh-sungguh berikhlas, maka yang pahit terasa manis, yang berat jadilah ringan, yang sepi tak beda dengan ramai, sendiri atau sama-sama tidak peduli, dipuji atau dicacimaki tidak mempengaruhi, dan tidak ada kata menyerah.
Ia selalu sadar dan ingat bahwa : siapa yang berbuat baik, sesungguhnya untuk kebaikannya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
” Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya ” QS Fushilat; 46
Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya menyatakan tentang seorang hamba yang beramal saleh, ” Sungguh, manfaatnya dia sendiri yang akan merasakan “
Menurut As Sa’di, manfaat beramal saleh akan diperoleh di dunia dan di akhirat.
Iya, ketika rasa lelah menghampiri, dan pada waktu merasa berjuang sendiri, di sana niat suci sudah mulai terusik
Maka ingat-ingatlah lagi :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ
” Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri “.
Seorang anak berkata, ” Aku capek merawat orang tua “.
Orang tua bilang, ” Lelah juga mendidik anak “
Kata santri, ” Bagai hidup dalam penjara “
Pengajar berujar, ” Siang malam pusing mikirin santri “
Pengurus mengeluh, ” Kenapa seperti tidak ada liburnya? “
Bacalah ulang firman Allah!
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ
” Saya disibukkan dengan urusan banyak orang dengan masalah-masalahnya “, curhat seorang ustadz.
” Ta’awun di sini kurang. Ikhwan-ikhwan tidak tanggap “, menurut panitia.
” Panitia tidak bisa mengerti kondisi ikhwan-ikhwan. Bikin kegiatan kurang mempertimbangkan waktu dan kewajiban keluarga “, cerita sebagian orang.
” Kenapa orang-orang berharta tidak segera menutup kebutuhan donasi? “, gerutu satu dua.
” Kenapa saya terus yang dihubungi seksi pencarian dana? Bahkan bukan hanya di pondok sini. Banyak tempat juga menghubungi saya “, terucap juga akhirnya.
Sudahlah, jangan lupa firman Allah!
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ
Kurang sadar berkata, ” Kerjabakti terus, kerjabakti terus. Tidak ada habisnya “
Yang datang ke temannya, ” Kenapa hanya sedikit yang kerjabakti. Kemana yang lain? Padahal anggota grup banyak loh?”
Bincang-bincang, ” Logistik mana nih? Kok minuman dan makanannya tidak maksimal? “
Kata logistik, ” Kepedulian ikhwan dan ummahat untuk membantu konsumsi sangat kurang “
Sambil lirih berbisik, ” Kenapa dikerjakan manual ya? Bukankah lebih ringan jika pakai alat? “
Jangan begitu, apakah tidak membaca firman Allah?
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ
Pada akhirnya, masing-masing akan memperoleh balasan sesuai dengan apa yang ia kerjakan. Maka, fokus saja pada diri sendiri! Jangan habiskan waktu menilai orang lain!
Memberi nasihat itu penting. Mengingatkan adalah tugas bersama. Mengajak pada kebaikan tentulah mulia. Namun setelahnya, mari kita beramal saleh untuk kebaikan diri sendiri.
Masing-masing sesuai kemampuan yang Allah berikan. Masing-masing berdasarkan apa yang ia punya. Jangan mengeluh dan tidak usah merasa paling susah!
18 Mei 2024
http://t.me/anakmudadansalaf
, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.