Silsilah Nasehat Asy Syaikh Al Walid Rabi’ Hafizhahullah (BAGIAN 2)
<< BACA BAGIAN 1 DISINI

11. Inilah manhajku wahai ahlussunnah, manhajnya salafus shalih radhiyallahu ‘anhum wa rahmatullah ‘alaal Jami’. Didik diri kalian untuk senantiasa berjalan diatasnya.
Para Aimmatul Huda, mereka mendidik manusia untuk:
✅ Berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Sunnah.
✅ Membela kebenaran.
✅ Membantah kebatilan dan kesalahan.
Oleh karena itu Imam Syafii didapati pernah mengkritik gurunya yaitu Imam Malik.
Dan juga Imam Ahmad didapati pernah mengkritik guru-gurunya.
Manhaj seperti ini adalah penutup yang kokoh, penghalang kuat yang akan menjaga dan melindungi seseorang dari ghuluw, fanatik buta dan taqlid yang bodoh.
Yang demikian dikarenakan yang terjaga dari kesalahan adalah para Nabi. Adapun selainnya ucapan dan pendapatnya bisa diterima atau ditolak.
Ketika orang yang berilmu salah, maka tidak boleh diikuti. Siapapun dia, karena tidak ada yang lebih besar daripada dalil. Kebenaran lebih berhak untuk diikuti.
Wajib untuk disampaikan nasehat dengan ilmiah, penuh adab dan santun.
Ketika dia terus menerus menolak kebenaran, sombong kepada dalil, justru membela kesalahan, kesesatan dan penyimpangan, maka orang seperti itu ditinggalkan dan tidak ada pemuliaan serta penghormatan kepadanya.
📚 Sumber: Dahr Iftiraat Ahliz Zaigh Wal Irtiyab 216/217 || http://t.me/chohab_mohrika
12. Tidakkah bertambah semangatmu wahai ahlussunnah, apakah engkau merasa cukup?
Demi Allah kita sangat membutuhkannya, ilmu yang akan mengantarkan kepada ketaqwaan, iman dan amalan shalih.
Sesungguhnya malaikat merendahkan dan meletakkan sayapnya disebabkan ridho terhadap penuntut ilmu.
Malaikat tidak merendahkan sayapnya kepada para raja, para pedagang, para pencari dunia dan selain mereka.
Bahkan tidak pula kepada para ahli ibadah, orang shalih demikian juga kepada mujahidin.
Malaikat hanya meletakkan dan merendahkan sayapnya kepada penuntut ilmu.
Ini keutamaan yang sangat mulia dari Allah untuk para penuntut ilmu. Dan juga lecutan semangat bagi mereka.
Fadlul Ilmi wal Ulama 113 || http://t.me/chohab_mohrika
13. Selektif dan berhati-hati dalam mencari teman duduk wahai ahlussunnah
Demi Allah, teman duduk yang shalih merupakan perhiasan dunia yang tidak ternilai harganya.
Carilah teman duduk dari kalangan orang-orang mukmin.
- Niscaya dia akan membantumu diatas ketaatan kepada Allah.
- Membantumu untuk melakukan amalan kebaikan.
- Mengingatkan dan mencegah kamu dari dosa / kejelekan (penyimpangan).
- Dan juga kebaikan-kebaikan lainnya yang akan kamu dapatkan darinya.
Sumber : Al Majmu’ Ar Raiq 28 || http://t.me/rabi3_madkhali
14. Dasari ukhuwah kalian diatas Al Haq wahai ahlussunnah.
Tidak bisa tidak wahai saudaraku.
Harus kita hidupkan rasa saling mencintai, mengasihi, dan memperkuat ukhuwah diantara kaum muslimin.
Semuanya harus dibangun diatas dasar Al Qur’an dan As Sunnah.
Bukan dibangun diatas dasar kemunafikan dan pura-pura baik (biar mendapatkan pujian, riya’, dan sebagainya)
Akan tetapi saling mencintai itu harus dibangun diatas Al Haq.
1. Sehingga tanamkan rasa mencintai Al Haq pada dirimu
2. Jalin ukhuwah diatas Al Haq
3. Ajak dan seru manusia kepada Al Haq
Sehingga wajib atas kalian untuk menguatkan ukhuwah dan saling tolong menolong diantara kaum muslimin diatas Al Haq.
Sumber : Al Washaya Al Manhajiyah 439 || http://bit.ly/2gCh5j3
15. Semangatlah untuk menyebarkan ilmu wahai ahlussunnah
Penuhilah dunia dengan ilmu, sungguh manusia sangat membutuhkannya.
Sumber: Adz Dzari’ah 3/215 || Sahab NET
16. Inilah jalan kebahagiaan jangan berpaling darinya wahai ahlussunnah.
Termasuk diantara tanda kebahagian seorang hamba adalah dengan engkau:
bersemangat mencari kebenaran (thalabul ilmi),
mengamalkannya,
dan juga engkau senang (berterimakasih) kepada orang yang mengingatkan kesalahanmu.
Sumber : Marhaban Ya Thalibal Ilmi 262 || http://bit.ly/2gCh5j3
17 Orang yang tulus dan ikhlas, mudah untuk ruju’ dari kesalahan wahai ahlussunah
Sesungguhnya ruju’ dari kesalahan termasuk diantara sifat-sifat:
- seseorang yang inshaf dan adil,
- tawadhu’ kepada Allah,
- dan tulus dalam memberi nasehat untuk Allah, Kitab, rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum mukminin secara khusus atau umum.
Dan aku memohon kepada Allah menggolongkan aku termasuk diantara mereka.
Sebaliknya, terus menerus didalam kesalahan dan kebatilan adalah merupakan ciri pengikut hawa nafsu dan kesombongan.
Yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
“Sombong itu adalah dengan meremehkan manusia. Dan menolak kebenaran.”
Sumber : http://www.rabee.net/ar/articles.php?cat=7&id=208
18. Asy Syaikh Allamah Al Faqih Ibnu Utsaimin tauladan bagimu untuk menerima kebenaran dan segera ruju’ dari kesalahan wahai ahlussunnah
Mereka tiga ulama besar:
- Asy Syaikh Al Allamah Ibnu Baz,
- Asy Syaikh Al Allamah Ibnu Utsaimin
- Asy Syaikh Al Allamah Hamuud At Tuwaijiry semoga Allah merahmati mereka semua.
Asy Syaikh Rabi’ mengatakan:
Sungguh Asy Syaikh Hamuud At Tuwaijiry pernah mengkritik Asy Syaikh Ibnu Utsaimin dalam sebuah ucapan yang sifatnya umum. Yang terkandung didalamnya makna yang benar dan tidak benar.
Yaitu ucapan “sesungguhnya Dzat Allah bersama kita”.
Walaupun sebenarnya Asy Syaikh Utsaimin sudah menjelaskan maksud dari ucapan tersebut dan mengingkari aqidah Al Hulul (Allah menyatu dengan makhluk-Nya).
Bersamaan dengan itu Asy Syaikh At Tuwaijiry tetap mengkritik ucapan (Sesungguhnya Dzat Allah bersama kita.)
Kemudian kritikan tersebut pun didukung dan dipuji oleh Asy Syaikh Ibnu Baz.
Berkata Asy Syaikh Rabi :
Maka tidak ada sikap yang muncul dari Asy Syaikh Ibnu Utsaimin melainkan membela dan menolong kebenaran yang disampaikan oleh Asy Syaikh At Tuwaijiry. Menerima kebenaran dengan antusias, jujur dan lapang.
Berkata Asy Syaikh Ibnu Utsaimin setelah membaca kritikan dan nasehat Asy Syaikh At Tuwaijiry.
Mengingkari ucapan (Dzat Allah bersama makhluk-Nya) hukumnya wajib, karena berkonsekwensi membenarkan keyakinan Al Hulul yang batil.
Sehingga segala sesuatu yang bisa mengantarkan kepada keyakinan tersebut juga merupakan kebatilan yang wajib diingkari. Dan juga wajib dibantah, siapapun yang mengucapkannya.
Kemudian diakhir, Asy Syaikh Ibnu Utsaimin berdoa :
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk dari orang-orang yang saling tolong menolong diatas kebaikan dan ketakwaan…
Sumber: ملحق بإبطال مزاعم أبي الحسن في المجمل والمفصل || https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=89304
19. Satukan barisan kalian wahai ahlusunnah, jauhilah sebab-sebab perselisihan dan perpecahan.
Jauhilah perselisihan dan sebab-sebab perpecahan.
Jangan kalian semakin mengobarkan api perselisihan dan perpecahan di antara kalian.
Apabila ada saudaramu yang terjatuh dalam kesalahan. (Nasehatilah dengan hikmah, seandainya tidak menerima Al Haq. Pent)
Sampaikan kepada orang-orang yang berilmu, yang dengan keilmuan mereka akan didapatkan solusi dan jalan keluar bi’idznillah.
Sumber: Adz Dzari’ah 3/216
20. Jangan saling membenci diantara kalian wahai ahlussunnah
INSYAALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN 3 >>

, Terimakasih telah mengunjungi Keimanan.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.








